Apa itu abses?
Abses merupakan akumulasi lokal dari eksudat purulent yang berasal dari degeneratif sel-sel radang sebagai akibat reaksi radang. Abses merupakan pengumpulan nanah yang terbentuk akibat jaringan yang rusak, pada hewan ternak sering ditemukan pada permukaan tubuh. Abses dibedakan menjadi abses terbuka dan abses tertutup. Abses tertutup merupakan pengumpulan cairan bersifat purulenta yang berlokasi dalam suatu jaringan tubuh tertentu dan kadang-kadang berkapsula oleh tenunan ikat.
Kejadian abses dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abses akut dan abses kronis. Kejadian abses akut ini biasanya berlangsung selama 1 minggu atau 10 hari dan dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, zat-zat yang bersifat iritan serta akibat kausa mekanik. Abses yang kronis terjadi karena trauma yang berulang-ulang sehingga terjadi kerusakan jaringan di bawah kulit kemudian mikroorganisme terutama bakteri pyogenes menginfeksi daerah yang mengalami trauma sehingga terjadi pembentukan nanah di daerah tersebut.
Agen penyebab abses
Beberapa bakteri pembentuk nanah antara lain adalah Pseudomonas sp, cocci pyogenes (kelompok Streptococus dan Staphylococcus), kadang-kadang Escherichia coli yang merupakan bakteri yang umumnya terdapat di lingkungan kandang. Luka yang terbuka di bagian permukaan tubuh akan memudahkan bakteri masuk secara persisten dan akan menyebabkan terbentuknya eksudat purulen. Bakteri yang biasa menyerang luka adalah bakteri pyogenik seperti Staphylococcus aureus. Saat kulit terjadi perlukaan maka tubuh akan merespon dengan adanya sel-sel darah putih yaitu neutrofil dan makrofag untuk membunuh bakteri yang ada, jika infeksi terlalu parah maka sel-sel darah ini akan mati lalu membentuk nanah dan peradangan terus terjadi. Abses yang terjadi dapat membuat ruptur jaringan sehingga peradangan dan infeksi akan semakin lama terjadi.
Baca juga mengenai: Cara Mengobati dan Menangani Luka Pada Sapi
Gejala klinis abses
Gejala klinis yang terlihat di lapangan umumnya berupa kebengkakan, panas dan kemerahan. Benjolan yang ditemukan di lapangan memiliki konsistensi yang lembek dan kadang disertai fluktuasi di dalamnya bila dipalpasi. Apabila benjolan tersebut diinsisi dan ditekan maka akan keluar cairan kental, keruh berwarna merah kekuningan. Hal ini menunjukan bahwa luka tersebut telah terkontaminasi oleh mikroorganisme terutama mikroorganisme golongan pyogens.
Terapi abses
Terapi yang paling dasar dan prinsip adalah dengan drainage cairan nanah yang ada dan dengan pemberian antibiotik. Drainage dapat dilakukan dengan penyayatan di daerah ventral abses yang lebih lunak dan nanah dikeluarkan dengan masase atau penekanan dengan tangan yang selanjutnya dilakukan irigasi dengan air bersih/NaCl fisiologis sampai cairan yang keluar dari abses berwarna bening. Kemudian dibersihkan dengan kapas yang telah diberi iodium tincture. Abses yang telah bersih tersebut kemudian diberi salep antibiotik.
Baca juga mengenai: Artritis Pada Hewan
Sumber :
Aiello et al. 2000. The Merck Veterinary Manual. Edisi ke-8. USA : Whitehouse station.