Home » Mikrobiologi » Agen Penyebab Kriptosporidiosis dan Sifatnya

Agen Penyebab Kriptosporidiosis dan Sifatnya

Kriptosporidiosis merupakan suatu infeksi usus halus yang disebabkan oleh Cryptosporidium sp. Cryptosporidium merupakan salah satu protozoa yang termasuk dalam waterborne disease (penyakit yang ditularkan melalui perantara air). Cryptosporidium sp. dikenal sebagai penyakit parasit obligat seluler dan bersifat sangat patogen serta dapat menyerang sel epitel saluran pencernaan, saluran empedu dan saluran pernapasan manusia. Selain itu, Cryptosporidium sp. juga dapat menyerang lebih dari 45 spesies vertebrata termasuk unggas dan burung, ikan, reptil, mamalia kecil (tikus, kucing, anjing) dan mamalia besar (terutama sapi dan biri-biri).

Genus dari Cryptosporidium sp. dicirikan dalam bentuk ookista. Ookista matang mengandung 4 sporokista. Ookista Cryptosporidium sp. berbentuk bundar dan berdinding tebal dengan diameter 1,5 – 5 µm. Sporulasi ookista menghasilkan 4 sporozoit yang memanjang. Taksonomi dari Cryptosporidium sp. yaitu sebagai berikut:

Domain : Eukaryota
Kingdom : Chromalveolata
Superfilum : Alveolata
Filum : Ampicomplexa
Kelas    : Conoidasida
Subkelas : Coccidiasina
Ordo    : Eucoccidiorida
Subordo : Eimeriorina
Famili  : Cryptosporidiidae
Genus : Cryptosporidium

Gambar 1 Ookista dari Cryptosporidium sp. menggunakan pewarnaan safranin (kiri) dan dengan immunofluorescent antibodies (kanan) (CDC 2013)

Spesies dari Cryptosporidium sp. yang patogen pada manusia adalah Cryptosporidium parvum. Protozoa inimerupakan subkelas Coccidiayang menyebabkan penyakit pada manusia. Meskipun parasit ini bersifat intraseluler tetapi banyak juga ditemukan di bawah membran terluar yang melapisi permukaan sel pada lambung dan usus halus. Cryptosporidium sp. terdiri atas berbagai spesies diantaranya dapat dilihat pada Tabel 1.

No Spesies Inang
  Cryptosporidium baileyi Burung
  Cryptosporidium felis Kucing
  Cryptosporidium malegridis Kalkun
  Cryptosporidium muris Tikus dan lembu
  Cryptosporidium nasorum Ikan
  Cryptosporidium serpentis Ular
  Cryptosporidium wrairi Babi
  Cryptosporidium parvum terdiri atas 2 genotype yaitu:
a. Genotype 1 (Cryptosporidium hominis)
b. Genotype 2

Manusia

Manusia, lembu, & mamalia lainnya


Penyebaran dari ookista Cryptosporidium parvum dipengaruhi oleh sifat biologi yang dimiliknyai. Ookista Cryptosporidium sp. cukup tahan pada kondisi lembab. Ookista Cryptosporidium sp. tahan di lingkungan akibat morfologi dindingnya cukup tebal yang menyebabkan tetap tahan di alam sehingga dikenal dengan hidden spore atau underground spore. Selain itu, ookista Cryptosporidium sp. juga sangat tahan terhadap disinfektan termasuk pengapuran dan klorinasi air, tetapi dapat mati pada temperatur 65 °C selama 20 – 30 menit dan melalui proses pengeringan serta dengan menggunakan sodium hipoklorit 5% atau amonia 5% -10%.  

Kata kunci: Kriptosporidiosis, protozoa, Cryptosporidium sp., ookista, Cryptosporidium parvum, agen penyebab, sporozoit, hewan, manusia

Sumber:

[CDC] Centers for Disease Control and Prevention. 2013. Cryptosporidiosis. http://www.cdc.gov/dpdx/cryptosporidiosis/ [7 Juni 2014].

Jenkins MB, Bowman DD, Foyarty EA, Ghiose WC. 2002. Cryptosporidium parvum oocysts inactivation in three soil types at various temperatures and water potentiolist. Soil Biology & Biochemistry (34): 1101-1109

[WSP] Water and Sanitation Program. 2008. Economic Impact of Sanitation in Southeast Asia. A four country study conducted in Cambodia, Indonesia, the Philippines and Vietnam under the eonomic of Sanitation Initiative (ESI).

About Debby Fadhilah

Keahlian saya dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (penyakit zoonotik) serta dibidang higiene pangan dan keamanan pangan (food safety) terutama pangan asal hewan. Saya juga sebagai Tenaga Ahli untuk pangan di PT. ASRInternasional Indonesia.
x

Check Also

10 Kondisi Darurat pada Hewan yang Harus Segera Ditangani

Kondisi darurat pada hewan dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Kunci utama dan yang ...

error: Content is protected !!