1. Nekrosa kaseosa
Nekrosa kaseosa secara makroskopis ditandai dengan perubahan sel-sel mati menjadi massa granular rapuh menyerupai seperti keju Cottage. Fokus nekrosa terdiri atas koagulum (gumpalan) nukleus dan runtuhan sitoplasma. Nekrosa kaseosa berkaitan dengan lesi kronis karena degradasi lipid yang buruk yang berasal dari bakteri. Nekrosa kaseosa biasanya diikuti dengan kalsifikasi distrofik pada bagian tengah lesi. Nekrosa kaseosa yang dapat disebabkan oleh infeksi kronis dari bakteri seperti Mycobacterium tuberculosis, Corynebacterium tuberculosis atau dapat juga disebabkan oleh infeksi mikal seperti Aspergillus sp. Fokus nekrosa kaseosa dikelilingi oleh sel radang granulomatosa dan kapsul fibrosa jaringan ikat luar. Perubahan makroskopis dan mikroskopis dari nekrosa kaseosa dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Perubahan makroskopis dan mikroskopis pada nekrosa kaseosa pada limfonodus akibat dari tuberkulosis. Gambar atas merupakan limfonodus yang telah digantikan oleh granuloma kaseosa. Hal ini ditandai dengan perubahan warna menjadi kuning pucat dan eksudat rapuh. Gambar bawah menunjukkan perubahan mikroskopik pada nekrosa kaseosa yang ditandai dengan terjadinya peradangan granulomatosa, dinding sel rusak dan jaringan kehilangan bentuknya
Baca juga mengenai: Tipe Nekrosa Koagulasi
2. Nekrosa mencair (liquefactive)
Nekrosa liquefactive ditandai dengan tidak terlihat sama sekali sisa-sisa sel yang mengalami nekrosa. Hal ini terjadi karena jaringan yang nekrosa akan dicerna secara menyeluruh oleh enzim-enzim lisosom. Nekrosa liquefactive biasanya terjadi pada sistim saraf pusat (SSP) atau di otak karena pada jaringan otak memiliki banyak lisosom. Infark yang terjadi pada SSP atau jaringan otak akan menunjukkan tipe nekrosa liquefactive (malacia), meskipun sebelumnya juga terjadi nekrosa koagulasi.
Netrofil juga memiliki banyak lisosom, dimana secara normal berfungsi untuk membunuh mikroorganisme. Pada peradangan akut yang diakibatkan oleh bakteri, netrofil mendominasi akumulasi sel radang. Hal ini akan terlihat cairan nanah (pus) pada tempat peradangan (lesi abses). Apabila abses berlanjut, terjadi kehilangan cairan atau inspissation dari hasil nanah (pus) akan mengakibatkan perubahan menjadi kaseosa.
Gambar 2 Nekrosa liquefactive. (A) Polioencephalomalacia akut pada otak kambing akibat defisiensi tiamin terjadi malacia pada serebrokortikal dan berbagai derajat pemisahan jaringan (panah); (B) gambaran mikroskopis nekrosa liquefactive pada serebrum anjing
Baca juga mengenai: 6 Tipe Nekrosa yang Harus Kita Ketahui
Sumber:
McGavin MD, Zachary JF. 2007. Pathologic Basis of Veterinary Disease. Edisi ke-4. USA: Mosby Elsevier.
Price SA, Wilson L M. 2006. Patofisiologi. Edisi VI. Volume I. Jakarta: EGC.
Shapiro LS. 2010. Pathology and Parasitology for Veterinary Tecnicians. Edisi ke-2. USA: Delmar.