Home » Info & Tips » Mengapa Hewan Darat Harus Disembelih Sebelum Dikonsumsi?

Mengapa Hewan Darat Harus Disembelih Sebelum Dikonsumsi?

penyembelihan-hewan

Pengertian Penyembelihan pada Hewan

Pengertian menyembelih menurut istilah yaitu mematikan atau melenyapkan roh atau nyawa hewan dengan cara memotong tiga saluran yang ada di bagian leher yaitu saluran napas/trakea (tenggorokan), saluran makanan/esofagus (kerongkongan) dan urat nadi utama dileher hewan dengan alat yang tajam (pisau, pedang, atau alat lain yang tajam), selain tulang, gigi dan kuku. Hewan ternak (hewan darat) seperti sapi, kambing, domba, unta, ayam dll. harus disembelih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Dalam agama islam, hal ini sangat dianjurkan untuk mendapatkan daging yang halal untuk dimakan. Berikut ini akan dijelaskan secara detail mengapa hewan darat harus disembelih sebelum dikonsumsi?


Mengapa
Hewan Darat Harus Disembelih Sebelum Dikonsumsi?

Mungkin banyak di antara kita yang masih bertanya-tanya mengapa hewan darat harus disembelih sebelum dikonsumsi? Pertanyaan ini akan kita jawab secara tuntas di dalam artikel ini.

Penyembelihan terhadap hewan bertujuan untuk mematikan atau melenyapkan roh atau nyawa hewan dengan jalan yang paling cepat dan mudah sehingga meringankan dan tidak menyakiti hewan tersebut. Penyembelihan hewan secara baik dan benar ternyata bukan saja untuk kebaikan hewan tersebut tetapi juga memberi banyak manfaat untuk kesehatan manusia. Adapun manfaat dari penyembelihan hewan secara baik dan benar akan dijelaskan di bawah ini.

  1. Hewan tidak merasa sakit

Persyaratan dalam penyembelihan hewan yaitu hewan harus disembelih pada bagian lehernya. Kenapa harus disembelih pada bagian leher dan tidak pada bagian lain? Alasannya adalah karena leher  merupakan tempat yang lebih dekat dan lebih cepat untuk memisahkan kehidupan atau mematikan hewan dengan mudah. Penyembelihan hewan juga harus menggunakan benda yang tajam (seperti pisau) dan hanya dengan sekali gerakan dengan cara yang cepat, hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan rasa sakit yang berlebihan atau meminimalisir rasa sakit pada hewan yang disembelih. Pada saat penyembelihan harus memotong tiga saluran yaitu saluran napas/trakea (tenggorokan), saluran makanan/esofagus (kerongkongan) serta dua urat nadi/pembuluh darah utama di leher yaitu arteri karotis dan vena jugularis. Pemotongan pada ketiga saluran tersebut dapat menyebabkan kematian yang cepat dari hewan tersebut tanpa mengakibatkan kesakitan yang berlebihan pada hewan.

Setelah ketiga saluran pada leher dipotong secara langsung akan terjadi pendarahan hebat yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah sampai mengakibatkan terputusnya aliran darah dan oksigen ke otak, lalu hewan tersebut memasuki fase koma dan kehilangan kesadaran. Dalam hitungan detik setelah pemotongan, hewan tidak menunjukkan gerakan apapun dan kadang-kadang terjadi kejang-kejang selama beberapa menit setelah itu berhenti. Gerakan (kejang-kejang) yang muncul pada hewan yang disembelih dimulai setelah 90 detik dari pemotongan dan akan berlangsung selama 90 detik. Kejang-kejang merupakan gerakan alami dari hewan akibat terputusnya aliran darah dan kurangnya oksigen ke otak yang menyebabkan hewan tersebut memasuki fase koma dan kehilangan kesadaran sehingga hewan tidak akan merasakan sakit. Selain itu, kejang-kejang yang terjadi pada hewan setelah disembelih dapat membantu proses pengeluaran darah dari dalam tubuh hewan. Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa penyembelihan hewan secara islam tidak menyebabkan rasa kesakitan pada hewan tersebut. Penjelasan dari penelitian tersebut akan diuraikan pada bahasan di bawah ini.

Prof Dr Wilhelm Schultz dan Dr Hazim dari Hannover University meneliti mengenai deteksi kesakitan pada dua metode penyembelihan pada hewan yaitu metode penyembelihan menurut syariat islam yang murni tanpa proses pemingsanan dengan metode penyembelihan dengan cara pemingsanan (Captive Bolt Pistol/CBP). Alat yang digunakan untuk mendeteksi kesakitan pada hewan dalam penelitian ini yaitu electro-encephalograph (EEG) dan electro-cardiogram (ECG) yang dipasang pada otak dan jantung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyembelihan hewan menurut syariat islam yang murni tanpa proses pemingsanan tidak menimbulkan rasa sakit pada hewan dan mereka berpendapat bahwa cara penyembelihan menurut islam adalah cara yang terbaik karena lebih berperikemanusiaan. Sedangkan cara penyembelihan hewan dengan pemingsanan (Captive Bolt Pistol/CBP) ternyata memberikan rasa sakit yang amat sangat pada hewan.

Penelitian tersebut menggunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi tersebut dipasang elektroda (microchip) yang disebut electro-encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Selain itu, pada jantung sapi tersebut  juga dipasang electro-cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih. Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan syariat islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan (Captive Bolt Pistol/CBP).

Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi tersebut dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan atau sebelum penyembelihan hingga ternak itu benar-benar mati.

Hasil penelitian pada hewan yang disembelih secara islam yaitu sebagai berikut:

  • Pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih tidak ada indikasi rasa sakit.
  • Pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi tersebut benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.
  • Setelah 6 detik pertama tersebut, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini berarti “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali).
  • Karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.

Hasil penelitian pada hewan yang disembelih dengan pemingsanan yaitu sebagai berikut:

  • Segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan roboh. Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Pada keadaan ini sapi dapat dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit dan tidak sebanyak apabila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
  • Segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh hewan (karena penembakan bola besi ke otak sapi diikuti dengan tekanan udara tinggi yang mengakibatkan hewan pingsan).
  • Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya serta tidak lagi mampu memompa darah keluar dari tubuh.
  • Karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam pembuluh darah dan daging, sehingga menghasilkan daging yang tidak sehat (unhealthy meat). Daging dalam kondisi seperti tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia.

Hasil penelitian Prof Dr Wilhelm Schultz dan Dr Hazim juga membuktikan bahwa pisau tajam yang mengiris leher hewan ternyata tidak menyentuh saraf rasa sakit serta tidak merusak sistem saraf pusat yang mengatur kerja jantung sehingga jantung masih dapat berfungsi untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh tubuh dan memompanya keluar dari tubuh. Oleh karena itu, pada saat penyembelihan hewan kepala hewan tidak boleh diputus sampai darah dari tubuh hewan benar-benar keluar sempurna serta sumsum tulang belakang hewan tidak boleh dipotong karena di sana terdapat saraf-saraf yang mengatur fungsi jantung. Apabila saraf tersebut rusak, maka akan mengakibatkan jantung tidak berfungsi lagi dan darah yang ada di seluruh tubuh tidak dapat lagi dipompa ke luar sehingga darah terkumpul di dalam daging.

Baca juga mengenai: Tata Cara Penyembelihan Hewan yang Baik dan Benar

 

  1. Mendapat daging yang berkualitas baik (daging yang sehat)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dengan penyembelihan secara baik dan benar dapat menghasilkan daging yang berkualitas baik (daging yang sehat). Hal ini disebabkan karena dengan penyembelihan secara baik dan benar terjadi pengeluaran darah dari tubuh hewan secara sempurna sehingga tidak terjadi penimbunan darah beku pada daging. Timbunan darah beku pada daging akibat tidak sempurnanya pengeluaran darah dari tubuh hewan merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh dan berkembangnya bakteri pembusuk yang merupakan agen utama yang merusak kualitas daging. Keberadaan bakteri pembusuk pada daging dapat mengakibatkan daging akan cepat membusuk sehingga daging tersebut tidak layak lagi untuk dikonsumsi.

 

  1. Daging akan tetap segar dan tahan lama

Daging dari hasil penyembelihan secara baik dan benar akan tetap segar dan tahan lama. Hal ini juga dipengaruhi oleh sempurnanya pengeluaran darah dari tubuh hewan.

 

  1. Daging lebih higienis

Darah merupakan media pembawa mikroba dan berbagai racun serta produk limbah (sisa-sisa metabolisme tubuh) yang perlu dikeluarkan dari tubuh seperti urea, asam urat, keratin dan karbon dioksida. Oleh karena itu, cara penyembelihan dengan baik dan benar akan menghasilkan daging yang lebih higienis karena sebagian besar darah yang mengandung mikroba dan racun yang merupakan penyebab berbagai penyakit dapat dieliminasi.

Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa cara penyembelihan hewan dengan pemingsanan menggunakan Captive Bolt Pistol/CBP atau pneumatic stunning menjadi penyebab penularan wabah penyakit sapi gila (bovine spongiform ensefalopati/BSE) dari hewan ke manusia. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Texas A & M dan Badan Pemeriksaan Makanan Kanada yang  menyatakan bahwa metode pneumatic stunning (yaitu menembak bola besi ke otak sapi diikuti dengan mengenakan tekanan udara tinggi) menyebabkan kerusakan jaringan otak dan saraf hewan tersebut. Jaringan otak dan saraf yang rusak tersebut mengakibatkan agen penyebab penyakit sapi gila (prion) terbawa aliran darah dan menuju ke paru-paru, hati, serta beberapa organ tubuh lainnya termasuk daging.

Baca juga mengenai: Berbagai Jenis Daging Ayam yang Tidak Layak Dikonsumsi

 

 

About Debby Fadhilah

Keahlian saya dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (penyakit zoonotik) serta dibidang higiene pangan dan keamanan pangan (food safety) terutama pangan asal hewan. Saya juga sebagai Tenaga Ahli untuk pangan di PT. ASRInternasional Indonesia.
x

Check Also

Tata Cara Penyembelihan Hewan yang Baik dan Benar

Terdapat dua cara penyembelihan pada hewan yaitu dengan cara tradisional dan cara mekanik. Penyembelihan secara ...

error: Content is protected !!