Home » Info & Tips » Kenali Perilaku yang Menyimpang pada Kucing Anda

Kenali Perilaku yang Menyimpang pada Kucing Anda

Kucing kadang-kadang mengalami perilaku yang menyimpang yang dapat mengindikasikan bahwa kucing tersebut mengalami suatu masalah seperti penyakit atau mengalami stress. Perilaku yang menyimpang pada kucing dapat berupa: menjadi agresif secara tiba-tiba, menggaruk-garuk/mencakar perabotan rumah, menyemprotkan urinnya dan menolak untuk menggunakan bak pasir tempat kotoran kucing (litter box). Tindakan tersebut merupakan insting dari seekor kucing apabila ada terjadi sesuatu kelainan yang terjadi padanya. Tugas anda adalah kenali perilaku yang menyimpang pada kucing anda dan mencoba untuk mengetahui apakah perilaku tersebut disebabkan oleh penyakit atau kucing mengalami stress atau dapat juga merupakan perilaku kucing yang hanya mengikuti instingnya. Anda harus mampu memecahkan atau paling tidak meminimalkan masalah yang terjadi pada kucing dengan penuh kesabaran.

 

1. Agresif secara tiba-tiba

Apabila kucing anda menggigit atau mencakar ketika anda sedang bermain denganya, cobalah segera untuk berhenti bermain. Kucing mungkin menjadi terlalu bersemangat atau dia tidak ingin anda menyentuh bagian tubuhnya yang sensitif seperti perut. Pada kondisi ini, jangan menggunakan tangan anda sebagai mainan pada saat anda bermain dengan kucing karena akan mendorong kucing untuk menggigit atau mencakar tangan anda. Bermain kasar pada kucing akan mendorong kucing untuk menjadi agresif. Jadi pastikan anda atau anak-anak anda bermain lembut dengan kucing dan tahu kapan harus meninggalkan kucing sendiri.

Kucing menjadi agresif secara tiba-tiba dapat disebabkan karena ada bagian dari tubuhnya yang sakit dan saat anda pegang bagian yang sakit tersebut kucing akan bereaksi menjadi agresif. Apabila kondisi ini terjadi, segera bawa kucing anda ke dokter hewan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Kucing yang selalu agresif kepada setiap orang atau hewan lain yang mendekatinya dapat disebabkan karena kucing tidak pernah disosialisasikan kepada orang lain maupun hewan lainnya sejak dia masih anak-anak atau kucing hanya dikurung di dalam kandang saja dan jarang diajak bermain. Kucing yang tidak pernah diajarkan bersosialisasi akan tetap selalu waspada terhadap setiap orang atau hewan lainnya yang mendekatinya. Apabila anda memiliki kucing dengan perilaku seperti tersebut, sebaiknya cobalah untuk mengajak kucing bersosialisasi secara berlahan-lahan dan dengan penuh kesabaran. Lama kelamaan apabila kucing sudah terbiasa, maka perilaku agresifnya akan mulai berkurang atau bahka tidak agresif lagi. Biasanya kucing yang telah dikebiri jauh lebih jinak.

kucing agresif

Sumber: Bryan-Dennis 2013

Gambar 1 Perilaku agresif kucing terhadap kucing lainnya (Bryan-Dennis 2013 pada buku The Complete Cat Breed Book)

 

2. Mengunyah dan menggaruk-garuk perabotan rumah

Kebosanan yang terjadi pada kucing dapat mengakibatkan stress dan perilaku destruktif (perilaku merusak) pada kucing. Hal ini terjadi apabila seekor kucing hanya menghabiskan hidupnya di dalam ruangan saja terutama apabila ia sendirian. Biasanya kucing dalam kondisi seperti ini akan melakukan perilaku yang menyimpang seperti mengunyah benda-benda yang ada di rumah untuk meringankan kebosanan. Apabila hal ini terjadi pada kucing anda, sebaiknya luangkan waktu anda setiap hari untuk bermain dengan kucing. Pastikan agar anda memberikan perhatian penuh kepada kucing anda.

Menggaruk-garuk atau mencakar merupakan perilaku yang alami pada kucing untuk mempertajam cakarnya dan menandai wilayah kekuasaannya. Apabila kucing anda suka mengaruk-garuk/mencakar sofa di rumah anda, sebaiknya sediakan tempat khusus untuk kucing menggaruk/mencakar (scratching post) sebagai alternatif untuk kucing dapat menandai wilayah kekuasaannya. Apabila kucing lebih suka menggaruk/mencakar karpet di rumah anda, cobalah untuk menyediakan matras horizontal untuk tempat menggaruk/mancakar kucing (horizontal scratching mat) sebagai gantinya.

Pastikan tempat khusus untuk kucing menggaruk/mencakar diletakkan dekat dengan tempat yang telah digaruk/dicakar kucing sebelumnya. Gosokkan beberapa catnip (semacam tanaman yang disukai kucing) ke dalam tempat khusus kucing untuk menggaruk/mencakar yang bertujuan untuk menarik/menggoda kucing jika ia enggan menggunakannya. Apabila kucing tetap menggaruk/mencakar perabotan yang ada di dalam rumah, cobalah untuk membersihkan daerah bekas garukan/cakaran kucing sebelumnya untuk menghilangkan aroma yang telah ditandai kucing dengan alkohol karena kucing tidak menyukai aroma tersebut. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan menutup daerah bekas garukan/cakaran kucing dengan bahan-bahan yang tidak disukai kucing seperti sesuatu yang lengket atau perekat dua sisi.

mengunyah atau menggaruk sofa
Gambar 2 Perilaku kucing yang suka mengunyak benda-benda yang ada di dalam rumah (kiri) dan menggaruk/mencakar perabotan rumah (kanan)

tepat khusus untuk menggaruk
Gambar 3 Menyediakan tempat khusus untuk kucing menggaruk/mencakar

 

3. Menyemprotkan urinnya

Sama seperti menggaruk/mencakar, menyemprotkan urin pada suatu tempat merupakan perilaku alami kucing untuk menandai wilayah kekuasaannya. Biasanya perilaku ini menghilang pada kucing yang telah dikebiri. Perilaku ini akan kambuh jika kucing mengalami stress dengan perubahan lingkungan seperti kedatangan bayi kucing atau hewan peliharaan lainnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi perilaku kucing seperti ini yaitu dengan mengalihkan perhatian kucing dengan melihatnya dan angkat ekornya ketika hendak urinasi (mengeluarkan urin). Dorong ekor kucing ke bawah atau dapat juga dengan melempar mainan ke hadapan kucing. Apabila ada daerah yang berulang kali menjadi tempat urinasi kucing, cobalah untuk membersihkan daerah tersebut secara menyeluruh dan menempatkan mangkok makanan di daerah tersebut untuk mencegah agar kucing tidak menyemprotkan urinnya kembali di daerah tersebut.

menyemprotkan urin
Gambar 4 Perilaku kucing yang suka penyemprotkan urinnya ke dinding rumah

 

4. Menolak menggunakan bak pasir tempat kotoran kucing (litter box)

Perilaku kucing yang menolak menggunakan bak pasir tempat kotoran (litter box) dapat disebabkan karena ketidaknyamanan kucing dengan litter box tersebut dan sebagai jalan lain kucing akan mencari tempat lain untuk defekasi (membuang kotorannya). Ada berbagai penyebab kucing menolak untuk menggunakan litter box yaitu apabila kotoran kucing yang ada di dalam litter box sering tidak dibuang, hal ini membuat ketidaknyamanan bagi kucing karen bau kotoran di dalam litter box yang tajam. Sebaiknya selalu bersihkan kotoran kucing setelah ia defekasi di dalam litter box. Selain itu, pergantian jenis pasir atau litter box yang baru juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi kucing karena kucing menemukan tekstur yang mungkin tidak disukai oleh kucing. Apabila anda memelihara kucing dua ekor atau lebih dan hanya menggunakan satu litter box untuk kucing secara bersama-sama, hal ini juga membuat kucing merasa tidak nyaman menggunakan litter box karena kucing tidak mau berbagi litter box dengan kucing lainnya. Sebaiknya sediakan satu litter box untuk setiap kucing.

About Debby Fadhilah

Keahlian saya dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (penyakit zoonotik) serta dibidang higiene pangan dan keamanan pangan (food safety) terutama pangan asal hewan. Saya juga sebagai Tenaga Ahli untuk pangan di PT. ASRInternasional Indonesia.
x

Check Also

9 Penyebab Rambut Kucing Rontok

Rambut merupakan bagian terpenting dari kucing. Rambut berfungsi untuk menutupi dan melindungi tubuh kucing dari ...

error: Content is protected !!