Home » Anatomi & Fisiologi » Jenis-Jenis Jaringan Otot

Jenis-Jenis Jaringan Otot

Berdasarkan bentuk dan cara kerja selnya, jaringan otot dapat dibagi sebagai menjadi tiga jenis diantaranya yaitu: otot polos, otot lurik dan otot jantung. Pada artikel ini akan dijelaskan masing-masing dari jenis otot tersebut.

1. Otot polos

Sel-sel otot polos berbentuk seperti gelendong dengan panjang yang bervariasi antara 20-500 milimikron, bergantung pada organ mana otot polos ini berada. Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Inti selnya hanya satu dan terletak di bagian tengah sel (Gambar 1). Kontraksinya (pergerakannya) tidak di bawah pengaruh kesadaran atau kemauan. Kontraksi otot polos dipengaruhi oleh saraf-saraf yang berasal dari sistem saraf otonom. Otot ini dapat bergerak tanpa henti tanpa menimbulkan kelelahan, meskipun harus bergerak dalam jangka waktu lama.

Otot polos terutama terdapat di bagian viseral, membentuk pada bagian-bagian yang berkontraksi seperti pada dinding saluran pencernaan dari mulai pertengahan esofagus hingga ke anus, serta saluran-saluran keluar kelenjar yang berhubungan dengan sistem ini. Selain itu, otot polos terdapat pada sistem pernapasan, sistem eksresi, sistem reproduksi, dan pada bagian tertentu di mata.
Otot polos

Gambar 1 Otot polos

2. Otot lurik

Otot lurik atau otot rangka membentuk daging pada hewan. Pada keadaan segar berwarna merah muda. Warna merah ini sebagian disebabkan pigmen di dalam serat-serat otot dan sebagian lagi disebabkan kayanya jaringan oleh pembuluh-pembuluh darah dalam otot.

Otot lurik tersusun atas sel-sel yang berbentuk silindris yang sangat panjang, tetapi tidak mengalami percabangan. Panjang setiap selnya bervariasi antara 3–4 cm. Otot lurik mengandung inti sel yang banyak dan letaknya tersebar di bagian tepi sarkoplasma . Miofibril-miofibril otot lurik susunannya sejajar dengan serabut ototnya, sehingga membentuk daerah terang yang disebut isotrop dan daerah gelap yang disebut anisotrop. Adanya daerah terang dan gelap pada otot lurik, menyebabkan otot ini tampak bergaris-garis melintang (Gambar 2).

Cara bergerak (kontraksi) otot lurik ini di bawah kesadaran, sehingga disebut otot volunter. Sel-selnya mengandung saraf-saraf yang berasal dari sistem saraf pusat. Otot lurik dapat berkontraksi secara cepat dan kuat. Otot-otot lurik dapat anda temukan pada sebagian besar otot rangka.

Otot lurikGambar 2 Otot lurik

3. Otot jantung

Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini tersusun atas serabut lurik yang bercabang-cabang dan saling berhubungan satu dengan lainnya. Setiap sel otot jantung mempunyai satu atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma (Gambar 3). Otot jantung bekerja di luar kehendak (otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. Dinamakan otot jantung karena hanya terdapat di jantung. Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan jantung menguncup dan mengembang untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ciri khas otot jantung adalah mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.

Otot jantungGambar 3 Otot jantung

 

Sumber:

Bakhtiar S. 2011. Biologi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Firmansyah R, Mawardi A, Riandi U. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purnomo, Sudjino, Trijoko, Hadisusanto S. 2009. Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

About Debby Fadhilah

Keahlian saya dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (penyakit zoonotik) serta dibidang higiene pangan dan keamanan pangan (food safety) terutama pangan asal hewan. Saya juga sebagai Tenaga Ahli untuk pangan di PT. ASRInternasional Indonesia.
x

Check Also

Jaringan Pembentuk Organ Hewan

Jaringan terbentuk dari beberapa sel hasil proses diferensiasi, kemudian mengalami proses spesialisasi. Proses diferensiasi, yaitu ...

error: Content is protected !!