Home » Klinik & bedah » Indigesti pada Sapi

Indigesti pada Sapi

Indigesti pada Sapi
Indigesti merupakan sindrom gangguan pencernaan yang berasal dari rumen atau retikulum, ditandai dengan menurun atau hilangnya gerak rumen, lemahnya tonus kedua lambung tersebut, hingga ingesta tertimbun didalamnya dan disertai pula dengan sembelit. Indigesti sederhana merupakan gangguan minor yang terjadi pada gastrointestinal ruminansia terutama pada sapi. Hal ini biasanya berhubungan dengan perubahan kualitas ataupun kuantitas pakan. Penyebab indigesti sederhana antara lain perubahan pakan tiba-tiba, pemberian pakan beku atau masak, pengenalan pada ransum yang mengandung urea, pemberian konsentrat setelah lama tidak diberikan, dan pengenalan sapi dengan ransum tinggi konsentrat. Selain itu, indigesti sederhana dapat disebabkan oleh sapi memakan plasenta post partus.

Indigesti yang merupakan keadaan atoni rumen biasanya mengikuti perubahan pada pH rumen. Perubahan pH tersebut disebabkan oleh fermentasi yang berlebihan dari pakan yang dicerna. Akumulasi pakan yang sudah dicerna dalam jumlah yang berlebihan secara fisik dapat menggangu fungsi rumen selama 24-48 jam. Pakan yang mengandung protein tinggi atau yang mengalami pembusukan akan menghasilkan ammonia, dengan akibat derajat keasaman (pH) rumen mengalami kenaikan. Hal ini akan menyebabkan bakteri yang tidak tahan suasana alkalis mengalami kematian, dan menyebabkan pencernaan secara biokimiawi tidak efisien. Ingesta tidak tercerna dengan baik dan tertimbun di dalam rumen, yang secara reflektoris mendorong agar rumen berkontraksi berlebihan. Karena kelelahan, maka akan terjadi hipotonia atonia rumen.

Gejala klinis yang terlihat tergantung pada penyebab dari gangguan pencernaan tersebut. Pemberian silase yang berlebihan akan menyebabkan sapi perah mengalami anoreksia dan penurunan produksi susu. Pada saat palpasi rumen terasa penuh dan padat, motilitas rumen pada kejadian ini akan menurun. Temperatur, frekuensi jantung, dan frekuensi pernafasan tetap normal. Feses berbentuk normal namun berkurang. Persembuhan dapat terjadi secara spontan dalam waktu 24-48 jam. Sedangkan indigesti yang disebabkan oleh pemberian konsentrat yang berlebihan akan menunjukkan keadaan anoreksia dan stasis rumen. Saat palpasi rumen tidak terlalu penuh dan mungkin saja mengandung cairan yang berlebihan. Feses akan tampak lembek dengan bau yang sangat khas.

Terapi yang diberikan untuk kasus indigesti yaitu dengan memberikan obat-obat parasimpatomimetik seperti carbamyl-choline (Carbachol®, Lentin®) dengan dosis 2-4 cc SC (subcutan) untuk merangsang gerak rumen. Physostigmin atau Neostigmin dengan dosis 5 mg/100 kg SC juga dapat diberikan. Secara oral preparat magnesium sulfat atau sodium sulfat dengan dosis 100-400 gr dapat diberikan dengan aman. Pemberian makanan penguat atau makanan kasar perlu dihentikan. Sebaiknya, pakan hijauan yang segar akan lebih menarik bagi penderita. Air minum harus disediakan secara berlebih (ad libitum), bila perlu dapat diberikan garam dapur.

 

 

 

Sumber :

Aiello et al. 2000. The Merck Veterinary Manual. Edisi ke-8. USA : Whitehouse station.

Subronto. 1995. Ilmu Penyakit Ternak I. Yogjakarta : Gadjah Mada University Press.

About Debby Fadhilah

Keahlian saya dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (penyakit zoonotik) serta dibidang higiene pangan dan keamanan pangan (food safety) terutama pangan asal hewan. Saya juga sebagai Tenaga Ahli untuk pangan di PT. ASRInternasional Indonesia.
x

Check Also

Apa Penyebab Kucing Tidak Mau Makan?

Salah satu keluhan yang sering dialami para pecinta kucing (catlovers) yaitu kucing kesayangan mereka tidak ...

error: Content is protected !!