Gejala klinis
Gejala klinis anjing yang terkena demodekosis lokal adalah lesi biasanya ringan dan diikuti eritema dan derajat kejadiannya jelas. Satu atau beberapa daerah yang terkena dapat terlihat, dan bagian yang lebih sering terkena adalah pada bagian wajah, terutama pada sekitar mulut dan sekitar mata. Lesi juga dapat terlihat pada tubuh maupun tungkai kaki. Kejadian demodekosis lokal kurang lebih 10%.
Gejala klinis demodekosis general yaitu terjadi penyebaran penyakit yang meluas dari onset multiple, sirkupkripta dengan erytema, alopesia, dan bersisik. Folikel rambut menjadi menonjol dengan sejumlah besar tungau, diikuti infeksi sekunder oleh bakteri dan sering diikuti dengan rupturnya folikel (furunkulosis). Kondisi ini dapat menimbulkan radang pada kulit, eksudatif, dan granulomatous. Kejadian demodekosis yang terjadi tiba-tiba pada hewan dewasa sering mengikuti penyakit internal, malignant neoplasia, atau penyakit immunosupresive. Kejadian demodekosis pada hewan dewasa kejadiannya sekitar 25% dengan periode 1-2 tahun.
Bentuk lesi akibat dari demodekosis dapat dibedakan ke dalam bentuk skuamus atau bersisik dan bentuk pustular atau bernanah.
- Bentuk bersisik, tungau berada di sepertiga bagian luar dari saluran rambut. Apabila tungau tersebut berkembang, tungau akan ditemukan di seluruh tubuh yang akhirnya membengkak karena meradang. Rambut mati dan lepas yang diikuti terbentuknya lesi yang bersifat kering dan bersisik. Bagian yang mengalami lesi terjadi alopesia, disertai perubahan hyperkeratosis ringan yang dilapisi oleh sisik atau keropeng yang bewarna abu-abu.
- Demodekosis bentuk pustular, biasanya lesi berupa sebagai radang kulit yang ditandai dengan penebalan, berkeriput serta peradangan. Biasanya dari lesi dapat diisolasi kuman Staphylococcus albus. Lesi juga disertai pustulae dengan nanah, darah, serum merembes dari pustulae tersebut menjadikan permukaan lesi basah oleh eksudat yang selanjutnya mengering berupa keropeng. Demodecosis bentuk pustular membuat jaringan menjadi sangat peka dan rasa gatal maupun sakit akan sangat nyata. Biasanya disertai seborrhea yang menyebabkan bau apeg karena keluar sebum berlebihan.
Gambar 1 Anjing yang terkena demodekosis
Diagnosa
Diagnosa untuk demodekosis biasanya dapat dilakukan dengan scraping test. Scraping test yaitu pengambilan kerokan kulit sampai ke pangkal rambut. Ditemukannya Demodex canis dalam jumlah besar dari sediaan kerokan kulit anjing menunjukkan hasil positif demodekosis. Temuan Demodex canis dalam jumlah kecil tidak bersifat kongklusif karena banyak anjing sehat yang bertindak sebagai carrier (pembawa).
Pengobatan
Pengobatan untuk demodekosis yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:
- Kasus demodekosis pada anjing yang berambut panjang, terlebih dahulu dilakukan pencukuran rambut.
- Pemberian lotion benzyl benzoat atau larutan amitraz 0,03% – 0,05% dapat dioleskan pada lesio setiap 24 jam.
- Pemberian ivermectin 300-600 mc/kg/hari PO selama 60 hari sampai sisik pada kulit negatif atau injeksi subkutan tiap minggu. Ivermectin tidak boleh diberikan pada anjing ras Collie, Shetland Sheepdoog dan Old English Sheepdog beserta turunannya serta sebaiknya jangan digunakan pada anjing umur kurang dari 6 minggu.
- Demodekosis yang menyebar ke seluruh tubuh dapat dilakukan sterilisasi pada anjing betina, mandi shampoo benzoyl peroksida 2,5 – 3% atau mandi amitraz 0,03% – 0,05% tiap minggu.
- Pemberian milbemycin 1 mg/kg PO.
- Dichlorphos (Task) 30 mg/kg 3x dengan interval 2 minggu.
- Pemberian antibiotik (untuk mencegah infeksi sekunder)
Sumber:
Scott, Miller, Griffin. 1995. Muller and Kirk’l Small Animal Dermatology. Ed. 5. WB Saunders. Philadelphia.
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Tilley LP dan Smith FWK. 2005. The 5 Minute Veterinary Consult Canine and Feline Third Edition. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia.