Diagnosa Pyometra
Stadium awal dari pyometra biasanya gejala klinis belum terlihat dengan jelas, sehingga pada kebanyakan kasus penyakit ini lambat terdiagnosa. Diagnosa berdasarkan gejala klinis akan susah terutama pada kasus pyometra tertutup dimana servik dalam keadaan tertutup sehingga tidak ada discharge yang terlihat keluar dari vagina.
Pengujian terhadap sampel darah dan urin dapat dilakukan untuk membantu peneguhan diagnosa. Hewan yang mengalami pyometra biasanya akan menunjukkan peningkatan pada penghitungan sel darah putih (White Blood Cell Count) dan urin biasanya encer (dilute). Namun, abnormalitas seperti ini dapat terlihat juga dikebanyakan kasus dengan infeksi bakteri. Sekaan (swab) juga dapat diambil dari vagina untuk membantu mengidentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan infeksi.
Diagnosa terbaik untuk pyometra yaitu dengan melakukan ultrasonografi (USG) dan radiografi. Pada hasil USG pada kasus hewan pyometra akan terlihat adanya cairan di dalam uterus disertai dengan terlihatnya dinding uterus yang menebal. Pada pemeriksaan dengan radiografi akan terlihat adanya bentukan tubular yang terisi cairan dan terletak di antara colon decenden dan vesika urinaria.
Gambar 1 Hasil radiografi dari pyometra pada kucing
Gambar 2 Hasil pemeriksaan USG pada uterus anjing yang mengalami pyometra. Pada hasil USG terlihat uterus diisi oleh cairan nanah terlihat dari bagian yang hitam pada gambar
Baca juga mengenai: Gejala Klinis dan Patogenesis Pyometra
Pengobatan Pyometra
Terdapat dua metode pengobatan pyometra pada hewan yaitu: metode pembedahan (surgery) dan metode tanpa pembedahan (dengan obat-obatan).
1. Metode pembedahan
Metode pembedahan merupakan penanganan yang dianjurkan untuk mengangkat (remove) uterus dan ovarium. Penanganan ini dinamakan ovariohysterectomy dan penanganan ini adalah penanganan yang paling aman dan efektif untuk menangani kasus pyometra jenis tertutup maupun terbuka. Namun, penanganan pada kasus pyometra ini sangatlah berbeda dibandingkan dengan pembedahan ovariohysterectomy yang rutin dilakukan pada hewan yang sehat. Pada saat mengangkat uterus harus dilakukan secara hati-hati dikarenakan besar dan lemahnya uterus, serta jangan ada leleran nanah yang keluar selama pembedahan karena akan mencemari jaringan organ yang lain. Cairan intravena diperlukan sebelum dan setelah pembedahan. Selain itu, antibiotik dapat diberikan selama 1 sampai 2 minggu.
Gambar 3 Pembedahan ovariohysterectomy pada anjing yang mengalami pyometra
Pada beberapa kasus pyometra, dapat terjadi komplikasi akibat terdapatnya sisa pyometra dan dapat berkembang menjadi ovarian remnant syndrome. Sindrom ini juga dapat bersumber dari kontaminasi saat operasi dan dapat mengakibatkan akumulasi pus atau nanah pada servik. Selain itu, komplikasi yang dapat terjadi setelah pembedahan ovariohysterectomy diantaranya yaitu nafsu makan meningkat dan obesitas.
2. Metode tanpa pembedahan
Penanganan pyometra dengan metode tanpa pembedahan dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan. Obat-obatan yang dapat diberikan yaitu: pemberian antibiotic dan terapi hormonal dengan perparat prostaglandin (PGF 2 alfa). Prostaglandin berfungsi untuk kontraksi myometrium, luteolisis dan relaksasi servik. Prostaglandin juga dapat menyebabkan regresi corpus luteum yang akan mencegah proliferasi bakteri di uterus. Terapi dengan prostaglandin diberikan selama 5-10 hari hingga uterus kembali normal (pus sudah keluar semua). Namun pemberian terapi dengan prostaglandin dapat menimbulkan efek samping diantaranya: gelisah, hipersalivasi, panting, vomiting, sakit pada abdominal, demam, defekasi dan prolapsus uteri.
Baca juga mengenai: Pyometra dan Penyebab Terjadinya pada Hewan
Sumber:
Morgan RV. 1988. Handbook of Small Animal Practice. Churchill Livingstone Inc. New York Edinburgh London Melbourne.
Musal B dan B. Tuna. 2005. Surgical Therapy of Complicated Uterine Stump Pyometra in Five Bitches: a Cas Report. Vet. Med-Czech. 12: 558-567.
Rao PR. 1983. The Reproductive System. A Revision in Veterinary Pathology. Edisi ke-6. CBS Publisher. England. Pp 435.
Rootwelt-Andersen V dan W. Farstad. 2006. Treatment Pyometra in The Bitch: A Survey Among Norwegian Small Animal Practicioners. EJCAP. 16: 195-198.
Tilley LP and Francis WKS. 1997. The 5 Minute Veterinary Consult, Canine and Feline. Wiliams & Wilkins. Baltimore. USA.