Home » Klinik & bedah » Diagnosa Canine Distemper Virus

Diagnosa Canine Distemper Virus

Diagnosa Canine Distemper Virus dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini. Hewan dengan gejala klinis demam dengan manifestasi multisistemik dan didukung dengan tidak ada riwayat vaksinasi pada anak anjing, hal ini dapat dipertimbangkan ke arah penyakit distemper. Kadang-kadang gejala klinis yang khas dari Canine Distemper Virus tidak muncul sampai akhir penyakit. Gambaran klinis dari Canine Distemper Virus dapat bersamaan dengan infestasi parasit dan berbagai penyakit lainnya seperti infeksi virus lainnya dan bakteri. Penyakit distemper pada anjing juga dapat dikelirukan dengan infeksi sistemik seperti leptospirosis, infeksi hepatitis pada anjing (canine hepatitis) atau Rocky Mountain spotted fever. Keracunan akibat timbal atau organofosfat juga mirip dengan gejala klinis pada Canine Distemper Virus (stimulasi atau gangguan gastrointestinal dan gejala saraf). Oleh karena itu, diagnosa berdasarkan gejala klinis tidak dapat menjadi patokan untuk menentukan hewan terinfeksi Canine Distemper Virus, sehingga diperlukan pengujian lainnya (laboratorium).

Diagnosa Canine Distemper Virus dapat dilakukan dengan pengujian biokimiawi, hematologi dan analisis urin. Hasil pengujian tersebut menunjukkan terjadinya limfopenia, dimana berkurangnya jumlah limfosit (sel-sel darah putih yang berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh pada tahap awal penyakit). Selain itu, pada hasil pengujian biokimiawi juga menunjukkan hipoalbuminemia, dan hipoglobulinemia. Pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan preparat ulas darah perifer atau sitologi eksfoliatif (swab konjungtiva) ditemukan adanya badan inklusi intraseluler di sitoplasma monosit, limfosit, netrofil atau eritrosit. Pengujian biokimiawi pada cairan serebrospinal dapat menunjukkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit serta peningkatan protein atau hanya terjadi peningkatan protein saja.

Pemeriksaan mikroskopis (preparat ulas darah) pada darah anjing yang terinfeksi Canine Distemper Virus ditemukan adanya badan inklusi di dalam sitoplasma netrofil (panah)

Sumber: Mazzaferro 2010

Gambar 1 Pemeriksaan mikroskopis (preparat ulas darah) pada darah anjing yang terinfeksi Canine Distemper Virus ditemukan adanya badan inklusi di dalam sitoplasma netrofil (panah)

Pengujian serologi dengan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) dapat mendeteksi antibodi IgG spesifik terhadap Canine Distemper Virus di dalam cairan serebrospinal. Namun, pengujian ini sulit untuk membedakan antara antibodi dari vaksinasi dengan antibodi akibat paparan Canine Distemper Virus secara alami. Kulit berambut, mukus dari hidung dan epitel pada telapak kaki dapat digunakan juga untuk mendeteksi antibodi terhadap Canine Distemper Virus.

Deteksi antigen virus dari Canine Distemper di dalam sel atau jaringan dapat dilakukan dengan metode immunohistokimia seperti fluorescent antibody (FA) dari swab konjungtiva, trakea, darah, sedimen urin, atau aspirasi sumsum tulang. Selain itu, Polymerase chain reaction (PCR) dapat digunakan juga untuk mengetahui urutan genetik (genetic sequence) dari virus distemper yang hadir, tetapi teknik pengujian ini sangat sensitif, sulit dan kadang-kadang tidak akurat. Telah tersedia secara komersil kuantitatif reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) yang dapat membedakan antara infeksi Canine Distemper Virus secara alami dengan virus dari vaksin.

Pengujian radiografi (x-ray) atau Computed tomography (CT) scan pada bagian thorak dapat digunakan untuk memastikan adanya pneumonia pada hewan yang terinfeksi. Selain itu, Computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI) scans dapat digunakan untuk pemeriksaan bagian otak terhadap setiap lesi yang mungkin telah berkembang.

 

 

Sumber:

Ettinger SJ, Feldman EC. Textbook of Veterinary Internal Medicine. Volume I. Edisi ke-6. 2004. St. Louis, Missouri: Elsevier Inc.

John D. 2000. Textbook Small Animals Medicine. London: W.B Saunders.

Mazzaferro EM. 2010. Small Animals Emergency and Critical Care. USA: Wiley-Blackwell.

About Debby Fadhilah

Keahlian saya dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (penyakit zoonotik) serta dibidang higiene pangan dan keamanan pangan (food safety) terutama pangan asal hewan. Saya juga sebagai Tenaga Ahli untuk pangan di PT. ASRInternasional Indonesia.
x

Check Also

Diagnosa Terhadap Penyakit Ebola

Virus dapat diisolasi terutama dari darah pasien yang sakit parah dan prosedur ini harus dilakukan ...

error: Content is protected !!