Daging ayam merupakan sumber protein yang banyak dan sering kita konsumsi. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang tinggi terhadap daging ayam, maka banyak di bangun peternakan ayam dalam skala besar. Daging ayam mengandung protein tinggi, vitamin serta mineral. Menurut USDA, 100 g ayam mengandung air (65 g), energi (215 kkal), protein (18 g), lemak (15 g), lemak jenuh (4 g), kolesterol (75 mg), kalsium (11 mg), besi (0,9 mg), magnesium (20 mg), fosfor (147 mg), kalium (189 mg), natrium (70 mg), dan seng (1,3 mg). Vitamin yang terkandung dalam daging ayam antara lain vitamin C, vitamin B1 (hiamin), riboflavin, niacin, vitamin B-6(pyridoxamine), folat, vitamin B-12, vitamin A, vitamin E (tocopherol), vitamin D dan vitamin K. Meskipun nilai gizi daging ayam tinggi, kita harus tetap hati-hati dalam memilih dan membeli ayam. Berikut ini akan dibahas mengenai tips cara memilih daging ayam yang segar.
Sebaiknya ayam yang kita beli dalam keadaan segar dan sehat karena dapat mempengaruhi kesehatan konsumen. Biasanya daging ayam segar hanya bertahan 4-6 jam setelah dipotong, daging ayam segar dingin hanya bertahan 24 jam setelah dimasukkan ke dalam chiller atau lemari es, sedangkan daging ayam segar beku dapat bertahan lama jika disimpan dalam kondisi yang tepat seperti pada suhu -18 0C yang dapat bertahan selama 12 bulan dan pada ayam yang sudah dipotong-potong dapat bertahan selama 9 bulan. Adapun tips cara memilih daging ayam yang segar yaitu sebagai berikut:
- Warna daging ayam segar
Warna daging ayam yang segar yaitu putih keabuan dan cerah (cenderung berwarna merah muda), pada kulit ayam berwarna putih kekuning-kuningan dan bersih serta warna lemak putih kekuningan dan merata di bawah kulit. Hindari ayam yang berwarna pucat, mengkilap dan kebiru-biruan. Apabila ayam mengkilap dan tidak dihinggapi lalat dapat dipastikan ayam tersebut mengandung formalin.
- Pemeriksaan kemasan ayam
Ayam potong yang dijual di supermarket biasanya selalu dibungkus dengan plastik yang rapi, sehingga kita harus hati-hati dalam memilihnya. Apabila plastik tidak lagi rapat berarti telah disentuh oleh banyak orang dan sudah culup lama berada di tempat tersebut sehingga mikroba yang berkembang semakin banyak serta dapat juga mengindikasikan daging ayam tersebut telah dibekukan atau dicairkan beberapa kali. Sebaiknya hindari membeli ayam yang kemasannya pembungkusnya sudah terbuka atau tidak rapat lagi.
- Tidak ada memar, bercak darah serta darah beku di bagian bawah sayap
Lihatlah warna pada bagian bawah sayap. Apabila ayam tersebut merupakan ayam tiren (mati kemaren), maka ada noda darah beku di bagian bawah sayap dan bercak-bercak darah di bagian leher serta kepala ayam. Hal ini merupakan gumpalan darah yang merupakan efek dari tidak senpurnanya darah keluar dari pembuluh darah.
- Kulit ayam tidak kering dan juga tidak berlendir
Daging ayam yang busuk biasanya akan banyak lendir atau terlalu kering dan cenderung lembek.
- Tekstur daging ayam segar
Daging ayam yang segar apabila ditekan akan kembali seperti semua dan terasa empuk. Hindari daging ayam yang bertekstur lembek, kulit ayam tenggelam dan cenderung keras.
- Bau daging ayam segar
Ayam yang segar memiliki bau yang khas dan tidak memiliki bau yang menyengat, berbau busuk serta amis. Hindari ayam yang berbau bahan kimia karena ayam tersebut dapat mengandung formalin.
Sebaiknya hindari membeli ayam yang mengandung formalin maupun zat kimia lainnya, ayam tiren (mati kemaren)maupun daging ayam gelonggongan ( yang disuntik dengan air). Pembeli harus jeli memilih daging ayam jenis ini dengan cara melihat, meraba atau bahkan menusuk bagian organ tubuh ayam yang terlihat menggembung atau membengkak untuk memastikan apakah ayam tersebut disuntik dengan air atau tidak. Pembahasan ini akan dijelaskan secara detail pada artikel berikutnya. Baca juga artikel ini Tips Cara Mengenali Daging Ayam yang Berformalin.