Apa itu pullorum?
Pullorum atau berak kapur merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum dan bakteri batang gram negatif. Pullorum merupakan penyakit menular pada ayam yang dikenal dengan nama berak putih atau berak kapur (Bacilary White Diarrhea). Penyakit ini menimbulkan mortalitas yang sangat tinggi pada anak ayam umur 1-10 hari dan memiliki masa inkubasi 7 hari. Selain ayam, penyakit ini juga menyerang unggas lain seperti kalkun, puyuh, merpati, beberapa burung liar dan bakteri ini mampu bertahan ditanah selama 1 tahun. Di Indonesia penyakit pullorum merupakan penyakit menular yang sering ditemui. Meskipun segala umur ayam bisa terserang pullorum tapi angka kematian tertinggi terjadi pada anak ayam yang baru menetas. Angka morbiditas pada anak ayam sering mencapai lebih dari 40% sedangkan angka mortalitas atau angka kematian dapat mencapai 85%.
Penularan penyakit pullorum
Penularan penyakit pullorum dapat terjadi secara vertikal dan horizontal. Penularan pullorum secara vertikal dapat melalui penularan dari induk kepada anak melalui telur sedangkan penularan pullorum secara horizontal dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1.) Penularan dengan cara kontak langsung melalui unggas secara klinis sakit dan unggas carrier yang telah sembuh; 2.) Penularan secara tidak langsung dapat melalui kontak dengan peralatan, kandang, litter, dan pegawai kandang yang terkontaminasi.
Baca juga mengenai: Gejala Klinis pada Feline Calicivirus
Gejala klinis penyakit pullorum
Gejala klinis yang dapat terlihat pada unggas yang mengalami pullorum diantaranya : nafsu makan menurun dan lemas, feses (kotoran) kotoran berwarna putih seperti kapur, kotorannya menempel di sekitar dubur berwarna putih dan kloaka akan menjadi putih karena feses yang telah kering. Temuan klinis lainnya yang dapat ditemukan yaitu jengger berwarna keabuan, mata menutup, sayap menggantung dan kusam serta lumpuh karena arthritis dan bergerombol.
Diagnosa penyakit pullorum
Diagnosa penegasan terhadap penyakit pullorum dapat dilakukan dengan cara isolasi dan identifikasi Salmonella pullorum yang dapat diambil melalui hati, usus maupun kuning telur dan dibiakkan kedalam medium. Pada unggas carrier yang sudah sembuh dapat diidentifikasi dengan gumpalan darah secara cepat (rapid whole blood plate agglutination test).
Pengobatan penyakit pullorum
Pengobatan pullorum dapat dilakukkan dengan pemberian antibiotik seperti furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas. Namun obat-obatan ini hanya efektif untuk pencegahan kematian, tetapi tidak dapat menghilangkan infeksi penyakit tersebut. Selain itu dapat juga diberikan antibiotika golongan sulfa. Saran yang sebaiknya diberikan pada unggas disuatu populasi adalah dimusnahkan untuk menghilangkan carrier yang bersifat kronis agar tidak menularkan pada unggas lainnya.
Baca juga mengenai: Pengobatan dan Pencegahan Infeksi Canine Distemper Virus
Sumber :
Aiello, SE. 2000. The Merck Veterinary Manual. Ed ke-8. Whitehouse Station, NJ, USA: Meck & Co. Inc.
Handayani E. 2009. Salmonellosis. Kuliah Patologi Unggas PPDH. Bagian patologi FKH IPB.
Saif YM, editor. 2003. Diseases of Poultry. Ed ke-11. Iowa: Blackwell Publishing Professional.
Tabbu CR. 2000. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Penyakit Bakterial, Mikal, dan Viral. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.