Home » Parasitologi » Pengobatan dan Pencegahan Toxoplasma gondii

Pengobatan dan Pencegahan Toxoplasma gondii

Pengobatan

Pengobatan yang tersedia pada hewan dan manusia saat ini belum sepenuhnya memberikan hasil yang memuaskan. Pengobatan hanya efektif apabila Toxoplasma gondii terdapat pada fase trofozoit dan pengobatan tidak efektif lagi apabila telah mencapai bentuk kista. Pengobatan yang diberikan pada umumnya berupa kombinasi antara pyrimethamine dan sulfonamide (khususnya sulfadiazine, sulfamethazine, dan sulfapyrazine). Kombinasi obat ini telah dilaporkan efektif terhadap takizoit tetapi tidak pada bradizoit pada manusia, tetapi obat ini bersifat toksik pada kucing. Pengobatan dengan kombinasi antara pyrimethamine dan sulfonamide dilakukan selama 3 minggu atau 1 bulan. Untuk mencegah efek samping dari pengobatan dapat ditambahkan asam folinik yang diberikan 2-4 mg/hari atau dapat diberikan ragi roti 5-10 gr/hari, dua kali seminggu.

Spiramycin juga digunakan untuk pengobatan pada manusia tetapi efektifitas obat ini terhadap T. gondii belum dilaporkan. Spiramycin 100 mg/kg BB/hari selama 30-45 hari dapat diberikan pada wanita hamil yang mendapat infeksi primer, sebagai obat propilak untuk mencegah transmisi T. gondii.

Kindamisin juga efektif untuk pengobatan toxoplasmosis, tetapi tidak dianjurkan diberikan pada bayi dan wanita hamil karena dapat menyebabkan kolitis pseudomembranosa dan kolitis ulserativa. Obat macrolide lain yang efektif untuk T. gondii adalah klaritromisin dan azitromisin yang diberikan bersama pyrimethamine pada penderita AIDS dengan encepalitis toxoplasmik.

Pengobatan pada kucing dapat dilakukan dengan pemberian clindamycin. Obat ini telah dilaporkan efektif terhadap toxoplasmosis. Obat ini akan mengurangi pelepasan ookista oleh kucing tetapi tidak untuk mengeliminasi ookista.


Pencegahan

Upaya pencegahan terhadap infeksi T. gondii lebih baik dilakukan dibandingkan dengan pengobatan, mengingat bahwa pengobatan terhadap T. gondii yang tersedia saat ini belum sepenuhnya memberikan hasil yang memuaskan. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Membersihan serta mengganti tempat pembuangan feses kucing secara rutin setiap hari
  2. Menjada higiene personal pada saat menangani kucing dan pada saat membersihkan kandang maupun tempat pembuangan feses kucing. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu mencuci tangan dengan bersih menggunakan desinfektan, memakai sarung tangan saat membersihkan kandang kucing
  3. Tidak membiarkan kucing defekasi di sembarang tempat, sebaiknya disediakan tempat khusus untuk kucing defekasi
  4. Wanita hamil sebaiknya mengindari untuk kontak dengan kucing atau melakukan pembersihan tempat pembuangan feses kucing
  5. Menghindari memakan daging yang mentah atau setengah matang. Sebaiknya daging dimasak minimal pada suhu 65 °C sebelum dikonsumsi
  6. Kucing hanya diberikan makanan yang telah dimasak dengan baik
  7. Memakai sarung tangan ketika berkebun
  8. Bak pasir tempat mainan anak-anak ditutup untuk mencegah kucing defekasi pada tempat tersebut
  9. Pada peternakan, sebaiknya mencegah masuknya kucing dan insekta lain seperti lalat dan kecoa
  10. Monensin dan decoquinate digunakan pada biri-biri yang sedang bunting untuk mencegah terjadinya aborsi karena infeksi T. gondii
  11. Sekarang telah tersedia vaksin untuk domba, sehingga dianjurkan untuk memvaksinasi domba yang rentan terhadap infeksi T. gondii. Vaksin yang tersedia merupakan vaksin hidup yang mengandung takizoit yang dilemahkan. Strain yang digunakan merupakan strain yang kehilangan kapasitas untuk membentuk kista jaringan dan potensial untuk membentuk ookista pada kucing. Vaksin mengandung 104-106 takizoit dan diberikan dalam dosis tunggal secara intramuskular.

 

Sumber:

Tampubolon MP. 2004. Protozoologi. Bogor: Pusat Studi Ilmu Hayati IPB.

Urquhart GM, Armour J, Duncan JL, Dunn AM, Jennings FW. 1996. Veterinary Parasitology. UK: Blackwell Science.

About Debby Fadhilah

Keahlian saya dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (penyakit zoonotik) serta dibidang higiene pangan dan keamanan pangan (food safety) terutama pangan asal hewan. Saya juga sebagai Tenaga Ahli untuk pangan di PT. ASRInternasional Indonesia.
x

Check Also

Ektoparasit yang Dapat Menyerang Kucing

Kucing dapat terinfeksi oleh agen penyakit terutama apabila tidak dipelihara dengan baik dan benar. Salah ...

error: Content is protected !!