Home » Mikrobiologi

Mikrobiologi

Aflatoksikosis pada Manusia

Aflatoksikosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh aflatoksin. Aflatoksikosis yang terjadi pada manusia dapat disebabkan karena mengkonsumsi bahan pangan yang mengandung aflatoksin diantaranya yaitu biji kacang-kacangan (kacang tanah, kedelai, pistacio, atau bunga matahari), rempah-rempah (seperti ketumbar, jahe, lada, serta kunyit), dan serealia (seperti gandum, padi, sorgum, dan jagung). Aflatoksin juga dapat dijumpai pada susu yang dihasilkan hewan ternak yang memakan produk ...

Read More »

Cemaran Aflatoksin pada Kacang-Kacangan

Aflatoksin dapat mencemari bahan pangan dari jenis kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau. Bahan pangan atau pakan yang paling rentan terhadap aflatoksin adalah kacang tanah. Berbagai penelitian mengenai kandungan aflatoksin pada kacang tanah dalam bentuk biji utuh, minyak goreng maupun makanan yang menggunakan bumbu telah dilakukan. Tingkat cemaran tersebut beragam mulai dari angka yang paling rendah di ...

Read More »

Cemaran Aflatoksin pada Jagung

Aflatoksin dapat mencemaran bahan pangan seperti jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya cemaran aflatoksin pada jagung meskipun kadarnya cukup beragam. Contoh jagung yang diambil dari tingkat petani dan pasar setempat diletakkan diatas dapur rumah tangga ternyata peluang tumbuh kapang Aspergillus flavus sangat kecil karena jagung selalu terasapi dan cemaran aflatoksin juga rendah. Sebaliknya jagung yang dianalisa BULOG pada umumnya dari ...

Read More »

Cemaran Aflatoksin pada Susu dan Produk Olahan Susu

Susu merupakan bahan pangan asal hewan yang potensial sebagai sumber masuknya aflatoksin M1 ke dalam rantai pangan manusia. Kontaminasi aflatoksin M1 pada susu dapat berasal dari pakan ternak yang tercemar aflatoksin B1 (carry-over dari pakan ) kemudian dikonsumsi oleh sapi perah. Hal ini menimbulkan resiko adanya pencemaran aflatoksin M1 pada susu. Metabolisme aflatoksin B1 dapat menghasilkan aflatoksin M1, hal ini ...

Read More »

Cemaran Aflatoksin pada Bahan Pangan

Aflatoksin sebagai metabolit sekunder dari Aspergillus merupakan senyawa toksik yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan hewan. Aflatoksin merupakan salah satu bentuk cemaran yang keberadaannya dalam produk pangan perlu mendapat perhatian khusus. Mengingat kondisi Indonesia yang lembab dan beriklim tropis memungkinkan Aspergillus toksigenik tumbuh di Indonesia dan sangat kondusif menyebabkan bahan pangan/pakan dan produk olahannya mudah terserang oleh Aspergillus penghasil toksin ...

Read More »

Kapang yang Memproduksi Aflatoksin

Aflatoksin merupakan salah satu bentuk cemaran yang keberadaannya dalam produk pangan perlu mendapat perhatian khusus. Mengingat kondisi Indonesia yang lembab dan beriklim tropis memungkinkan kapang terutama Aspergillus toksigenik tumbuh di Indonesia dan sangat kondusif menyebabkan bahan pangan/pakan dan produk olahannya mudah terkontaminasi oleh Aspergillus penghasil toksin (aflatoksin). Selain itu, faktor lain adalah rendahnya kualitas komoditas pertanian yang dihasilkan oleh para ...

Read More »

Struktur dan Derifat Aflatoksin

Terdapat empat jenis aflatoksin yang telah diidentifikasi yaitu aflatoksin B1, B2, G1 dan G2. Identifikasi zat racun tersebut dapat dilakukan antara lain dari fluoresensinya setelah ekstrak racun dikhromatografikan pada lapisan tipis (thin layer khromatography = TLC). Ternyata pada TLC dapat diidentifikasi 4 macam toksin yang diberi nama aflatoxin B1, B2, G1 dan G2. Huruf B dan G menggambarkan warna fluoresensi ...

Read More »

Sifat Fisik dan Kimia Aflatoksin

Sifat-sifat kimia aflatoksin berhubungan erat dengan struktur melekulnya. Berikut di bawah ini merupakan sifat fisik dan kimia dari aflatoksin (Tabel 1.). Aflatoksin mempunyai titik cair yang relatif tinggi, tidak rusak terhadap pemanasan tetapi dapat rusak oleh zat oksidator kuat. Aflatoksin tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik dan mudah untuk dikristalkan kembali. Selain itu, aflatoksin tereduksi oleh oksigen ...

Read More »

Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis

Tindakan pencegahan terhadap TB harus melibatkan semua pihak mulai dari penderita, masyarakat dan petugas kesehatan. Adapun upaya pencegahan yang harus dilakukan yaitu : a. Penderita tidak menularkan kepada orang lain Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin dengan sapu tangan atau tissu Tidur terpisah dari keluarga terutama pada dua minggu pertama pengobatan Tidak meludah di sembarang tempat, tetapi dalam wadah ...

Read More »

Diagnosa Tuberkulosis

Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan fisik, pemeriksaan bakteriologik, radiologik dan pemeriksaan penunjang lainnya. Adapun penjelasan dari masing-masing metode diagnosa tersebut sebagai berikut : a. Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik kelainan yang dijumpai tergantung dari organ yang terlibat. Pada TB paru, kelainan yang didapat tergantung luas kelainan struktur paru. Pada permulaan perkembangan penyakit umumnya sulit sekali menemukan kelainan. ...

Read More »
error: Content is protected !!