Home » Klinik & bedah » Haemobartonellosis pada Anjing

Haemobartonellosis pada Anjing

Apa itu haemobartonellosis?

Haemobartonellosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh rickettsia dari genus Haemobartonella sp.. Haemobartonellosis pada anjing disebabkan oleh Haemobartonella canis yang dipindahkan oleh vektor caplak terutama yang paling banyak dipindahkan oleh Rhipicephalus sanguineus. Kadang-kadang juga dapat ditularkan oleh pinjal. Target utama dari Haemobartonella sp. yaitu sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi untuk membawa oksigen ke berbagai jaringan di dalam tubuh. Anjing yang menderita haemobartonellosis dapat menyebabkan terjadinya anemia haemolitik.

Haemobartonella sp. berupa badan kecil, coccoid, seperti batang atau cincin yang terdapat pada permukaan eritrosit atau di dalam plasma sel (Gambar 1). Haemobartonella sp. berukuran 0,2-1 µ dan apabila diwarnai dengan Giemsa atau Wright, organisme ini bewarna violet kemerahan.

Haemobartonella canis dipermukaan eritrosit, (B) dengan mikroskop electron terlihat Haemobartonella canis dipermukaan eritrosit

Sumber: Kraje 2001

Gambar 1 (A) Haemobartonella canis dipermukaan eritrosit, (B) dengan mikroskop elektron terlihat Haemobartonella canis dipermukaan eritrosit

Jumlah sel darah merah yang mengandung Haemobartonella canis tergantung kepada tingkat infeksi. Caplak yang menghisap darah anjing yang terinfeksi haemobartonellosis dapat menjadi sumber penularan ke anjing lainnya. Haemobartonella sp. berada di dalam caplak dan mampu hidup dalam berbagai stadium caplak (larva-nymph-dewasa), kemudian sewaktu-waktu dapat dipindahkan kepada hewan lain ketika caplak tersebut menghisap darah. Selain penularan melalui caplak, haemobartonellosis juga dapat terjadi melalui tranfusi darah hewan yang terinfeksi Haemobartonella canis.

 

Gejala klinis haemobartonellosis

Gejala klinis haemobartonellosis mirip dengan gejala klinis ehrlichiosis yaitu:

  • Demam
  • Leleran pada hidung dan mata
  • Nafsu makan menurun dan lesu
  • Kehilangan berat badan
  • Splenomegali
  • Anemia makrositik normokromik
  • Efek samping dari terjadinya anemia dapat menyebabkan hipoksia, dimana eritrosit yang seharusnya membawa oksigen menjadi berkurang sehingga tubuh kekurangan oksigen
  • Selain itu, haemobartonellosis juga menyebabkan trombositopenia, hiperbilirubinemia dan bilirubinuria
  • Anjing yang telah displenektomi, penyakit immunosupresi dan terapi immunosupresi lebih rentan terinfeksi haemobartonellosis. Pada anjing yang mengalami splenektomi lebih rentan kerena limpa berfungsi untuk menyaring darah dan untuk menghilangkan serta menghancurkan eritrosit yang rusak. Jika anjing yang telah displenektomi terinfeksi haemobartonellosis maka Haemobartonella canis yang merusak eritrosit tidak mampu dieliminasi dan dihancurkan oleh limpa.

 

Diagnosa

Diagnosa untuk haemobartonellosis dapat dilakukan dengan cara pembuatan preparat ulas darah menggunakan pewarnaan Giemsa atau Wright. Haemobartonella canis dapat dilihat di preparat ulas darah yang diwarnai Giemsa bewarna violet kemerahan yang berada pada permukaan eritrosit. Sampel darah yang diambil lebih dari dua jam biasanya tidak ditemukan lagi keberadaan Haemobartonella canis pada preparat ulas darah, sehingga pengujian sampel darah juga dapat dilakukan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi keberadaan Haemobartonella canis.

 

Pengobatan

Pengobatan untuk haemobartonellosis dapat berupa :

  • Pemberian antibiotik seperti doxycyclin dengan dosis 5 mg/kg BB PO dua kali sehari, tetracyclin dengan dosis 20 mg/kg BB PO tiga kali sehari atau Oxytetracyclin dengan dosis 20 mg/kg BB PO tiga kali sehari diberikan selama tiga minggu
  • Pemberian glucocorticoid seperti prednisolone dengan dosis 1-2 mg/kg BB PO dua kali sehari untuk mencegah proses auto-immun, dosis diturunkan secara bertahap
  • Tranfusi darah dapat diberikan jika terjadi anemia berat
  • Pemberian cairan mengandung glukosa secara intravena (IV), jika hewan sangat lemah

 

Pencegahan

Pencegahan terhadap haemobartonellosis dapat dilakukan terutama dengan cara pengendalian terhadap caplak dan pinjal. Pengendalian caplak dan pinjal dapat dilakukan dengan pemberian produk (bahan kimia) yang dapat mengusir dan membunuh caplak dan pinjal seperti produk yang mengandung permethrin (K9 Advantix). Pada anjing, juga dapat diberikan tick collar yang dipasang di leher yang mengandung bahan aktif amitraz. Kadang-kadang tick collar dapat diberikan bersama dengan permethrin pada daerah yang memiliki infestasi caplak yang tinggi.

 

 

 

Sumber:

Kraje AC. 2001. Canine Haemobartonellosis dan Babesiosis. Small Animals/Exotics 23(4) : 310-315.

McCurnin DM dan Bassert JM. 2002. Clinical Textbook for Veterinary Technicians Sixth Edition. Elsevier Saunders. USA.

Pet-admin. 2007. Haemobartonella canis (Anjing). http://my-pet-medicine.com/2007/08/29/haemobartonella-canis-dog/ [7 Juli 2014].

Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tilley LP dan Smith FWK. 2005. The 5 Minute Veterinary Consult Canine and Feline Third Edition. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia.

About Debby Fadhilah

Keahlian saya dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (penyakit zoonotik) serta dibidang higiene pangan dan keamanan pangan (food safety) terutama pangan asal hewan. Saya juga sebagai Tenaga Ahli untuk pangan di PT. ASRInternasional Indonesia.
x

Check Also

Kerugian Akibat Infestasi Caplak Rhipicephalus sanguineus pada Hewan

Salah satu caplak yang sering menyerang anjing yaitu caplak Rhipicephalus sanguineus. Caplak Rhipicephalus sanguineus merupakan ...

error: Content is protected !!