Gejala klinis feline calicivirus sangat mirip dengan feline rhinotracheitisvirus sehingga dapat menyulitkan dalam penentuan diagnosa. Pada feline calicivirus terdapat gejala klinis yang khas dan sering ditemukan yaitu dapat menyebabkan ulser pada mulut dan gingivitis, sedangkan pada feline rhinotracheitisvirus gejala ini jarang terjadi. Adapun perbedaan gejala klinis dari feline rhinotracheitisvirus dan feline calicivirus dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan gejala klinis feline rhinotracheitisvirus dan calicivirus
Ciri khas |
Feline rhinotracheitis virus |
Calici virus |
Periode inkubasi |
2-17 hari |
1-14 hari |
Durasi penyakit |
2-4 minggu |
1-2 minggu |
Gejala nasal (hidung) |
Bersin umumnya, terdapat discharge pada nasal |
Bersin tidak umum, terdapat discharge pada nasal |
Efek pada mata |
Konjungtivitis, terdapat discharge, dan kadang ada ulcer pada kornea |
Terdapat discharge pada mata |
Lesio pada mulut |
Ulcer pada mulut jarang |
Ulser pada mulut (Gambar 2) umum, dapat menyebabkan |
Pneumonia |
Jarang |
Umum |
Pengaruh pada reproduksi |
Abortus |
Tidak ada |
Gejala dari kelumpuhan |
Tidak ada |
Rasa sakit pada persendian (artritis) |
Demam |
Umum |
Tidak konsisten |
Kehilangan nafsu makan |
Berat |
Ringan |
Depresi |
Umum dan berat |
Ringan |
Status carier |
Intermitten, muncul setelah stres |
Berkelanjutan |
Ketahanan di lingkungan |
Kurang dari 24 jam |
8-10 hari |
Kerentanan terhadap desinfektan |
Rentan pada desinfektan |
Tidak rentan, gunakan 1:32 larutan dari desinfektan |
Gambar 1 Konjungtivitis dan epifora pada kucing yang terinfeksi feline calicivirus
Gambar 2 Ulser pada mulut dan lidah kucing yang terinfeksi feline calicivirus
Gambar 3 (A) Gingivitis pada kucing terinfeksi yang terinfeksi feline calicivirus ; (B) ulser pada telapak kaki kucing akibat infeksi feline calicivirus
Gambar 4 Poliartritis pada kucing akibat dari feline calicivirus. (A) Kucing sulit untuk berjalan karena rasa sakit akibat poliartritis; (B) Pembengkakan pada sendi akibat poliartritis dan gejala ini hanya berlangsung beberapa hari serta akan mengalami penyembuhan dengan sendirinya
Gejala klinis feline calicivirus muncul dari 2-8 hari setelah infeksi virus dan mencapai puncaknya dalam 10 hari setelah gejala klinis terlihat. Pada kasus yang berlangsung akut saluran nafas tertutup lendir yang mengental disertai discharge pada hidung (nasal), demam tinggi, bersin (tidak sebanyak feline rhinotracheitis), sulit bernafas akibat radang paru-paru (pneumonia), dehidrasi, luka (ulser) seperti sariawan pada hidung, mulut, lidah (Gambar 2) atau bibir yang menyebabkan kucing tidak mau makan (anoreksia) karena kesakitan saat mengunyah makanan dan kadang-kadang ulser juga terjadi di sela-sela cakar dan telapak kaki (Gambar 3b). Kematian dapat terjadi akibat dari dehidrasi dan anoreksia yang berlangsung lama. Selain itu, terjadi gangguan pada mata seperti konjungtivitis (Gambar 1), epifora, blepharospasmus dan chemosis yaitu pembengkakan pada palpebra sebelah dalam sehingga mata membesar oedematous. Pada kasus yang berlangsung kronis menunjukkan gejala yang ringan atau tidak menunjukkan gejala sama sekali. Pada beberapa kasus dapat menunjukkan gejala gingivitis (Gambar 3a) yang berulang. Gejala kepincangan (limping kitten syndrome) juga dapat terlihat pada infeksi feline calicivirus akibat peradangan pada sendi (artritis) (Gambar 4) terutama terlihat pada anak kucing yang umurnya kurang dari 14 minggu. Artritis terutama terjadi pada kaki belakang dan tidak menimbulkan kerusakan sendi yang permanen. Status karier dapat berlangsung selama beberapa tahun dan virus dibebaskan lewat oropharynx.
Tingkat keparahan yang ditimbulkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jumlah virus yang terpapar, jenis strain virus calici, status kesehatan kucing, asupan nutrisi, dan genetik. Anak kucing dan kucing tua rentan terhadap virus ini. Kucing yang sehat akan mengalami gejala yang lebih ringan dibanding kucing yang sejak awal tidak begitu sehat.
Sumber:
Anonim. 2014. Small Animal Medicine: Calicivirus. http://vet.osu.edu/assets/courses/vm718/sam2/calcivirus.html [1 April 2013].
Anonim. 2014. Feline Calicivirus Infection. http://www.vcahospitals.com/main/pet-health-information/article/animal-health/feline-calicivirus-infection/4132 [1 April 2014].
Foster dan Smith M. 2009. Feline Upper Respiratory Disease : Rhinotracheitis and Calicivirus Infection in Cat. http://www.peteducation.com/index.cfm [27 Maret 2014].
Lagerwerf W. 2008. Feline Upper Respiratory Viruses-Part Two;Calici Virus. http://www.cfa.org/articles/health/calici.html. [27 Maret 2014].
MacLachlan NJ, Dubovi EJ. 2011. Fenner’s Veterinary Virology. Edisi ke-4. UK: Academic Press Elsevier.
Pinney CC. 2004.The Complete Home Veterinary Guide. Edisi ke-3. New York: McGraw-Hill.
Schaer M. 2008. Clinical Signs in Small Animal Medicine. USA: Manson Publishing.
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.