Home » Klinik & bedah » Gejala klinis Canine parvovirus

Gejala klinis Canine parvovirus

Gejala klinis Canine parvovirus yang pertama muncul pada hewan yang terserang CPV-2 yaitu demam, kelesuan, anoreksia, muntah dan hipersalivasi serta feses mencair kemudian bercampur darah setelah 1 – 2 hari. Berdasarkan sifat CPV yang sering menyerang sel-sel tubuh yang aktif membelah, maka gejala klinis yang muncul dibagi menjadi 2 tipe yaitu tipe miokarditis dan tipe enteritis. Dalam perkembangannya, CPV seringkali menginfeksi jaringan dan organ sebagai berikut:

  • Pada anjing umur < 8 minggu pada jaringan miokardium.
  • Pada anjing-anjing lebih tua lebih sering menginfeksi jaringan usus halus. Akibat dari infeksi-infeksi tersebut dapat menyebabkan kerusakan sumsum tulang, jaringan limfoid dan sel-sel hematopoietik.

Gejala klinis Canine parvovirus tipe miokarditis sering ditemukan pada anak anjing berumur di bawah 4 minggu, yang ditandai dengan kematian mendadak tanpa menimbulkan gejala muntaber. Anak anjing tumbuh normal dan pada pemeriksaan umum, anjing tidak menunjukkan adanya kelainan pada jantung dan paru-paru, tetapi beberapa jam sebelum kematian, anak anjing tersebut terlihat lemas, sesak napas, menangis, kadang-kadang muntah dan selaput lendir pucat. Mortalitas tipe miokarditis berkisar antara 20 hingga 100%. Pada tipe miokarditis yang akut, umumnya anak anjing tersebut tidak mempunyai kekebalan bawaan dari induk, sehingga vaksinasi induk yang akan dikawinkan sangat dianjurkan. Pada anak anjing berumur lebih dari 5 bulan, gejala klinis yang tampak tidak nyata, tetapi pada infeksi yang akut, ritme pulsus femoral iregular, jantung terdengar murmur dan terjadi aritmia. Di Indonesia, tipe miokarditis jarang ditemukan. Hal ini dapat disebabkan karena umumnya induk anjing telah divaksinasi, sehingga anak yang dilahirkan mempunyai maternal antibodi, yang bertahan hingga 6 minggu. Apabila anjing terinfeksi berumur lebih dari 6 minggu dan vaksinasi belum dilakukan, maka tipe enteritis umumnya lebih sering terjadi, mengingat pada umur tersebut derajat pembelahan sel meningkat di kripta usus dan menurun di sel miosit jantung.

Gejala enteritis hampir diderita semua anjing yang terinfeksi CPV-2. Radang usus yang disebabkan CPV-2 berjalan sangat cepat, terkadang 2 hari pasca infeksi sudah mengakibatkan kematian atau dalam keadaan shock berat disebabkan sepsis oleh bakteri gram negatif serta adanya koagulasi di dalam pembuluh darah. Gejala khas pada anjing yang terinfeksi CPV-2 yaitu muntah berat, anorexia, dehidrasi, diare dengan feses berwarna abu kekuningan-kuningan kadang bercampur darah. Masa inkubasi tipe enteritis 7 – 14 hari. Pada anak anjing, apabila diare berdarah telah terjadi umumnya hanya bertahan 1 – 3 hari. Morbiditas CPV tipe enteritis berkisar antara 20% hingga 100% dan mortalitasnya mencapai 50%, sedangkan pada anak anjing yang masih muda dan belum divaksinasi, mortalitasnya dapat mencapai 100%.

Diare yang berwarna abu kekuningan-kuningan gejala CPV

Sumber: http://www.emeraldvet.com/?p=58

Gambar 1 Diare yang berwarna abu kekuningan-kuningan dan terlihat lemas pada anjing yang terinfeksi Canine parvovirus

 

Sumber :

Apple MJG dan Summers BA. 1999. Canine Distemper: Current Status. http://www.ivis.org/advances/[31 Oktober 2009].

Baxter A. 2002. Symptoms of Canine Parvo Virus. http://www.essortment.com. [ 31 Oktober 2009].

Bliss S. 2012. Canine Parvovirus Myths. http://www.emeraldvet.com/?p=58 [1 April 2014].

Dharmojono. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner. Edisi ke-1. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Ettinger SJ dan Feldman EC. 1995. Textbook of Veterinary Internal Medicine Volume 1. Philadelphia : W.B Sounders Company.

Foster and Smith. 2008. Parvovirus:Serious Diarrhea in Puppies & Dogs. http://www.peteducation.com.

Sendow I. 2003. Canine Parvo Virus pada Anjing. WARTAZOA Vol. 13. No. 2.

Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Yogyakarja : Gadjah Mada University.

 

About Debby Fadhilah

Keahlian saya dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (penyakit zoonotik) serta dibidang higiene pangan dan keamanan pangan (food safety) terutama pangan asal hewan. Saya juga sebagai Tenaga Ahli untuk pangan di PT. ASRInternasional Indonesia.
x

Check Also

Cara Membedakan Kucing yang Terinfeksi Feline Viral Rhinotracheitis dan Feline Calicivirus

Feline viral rhinotracheitis (FVR) dan feline calicivirus (FCV) disebut juga penyakit flu kucing (cat flu). ...

error: Content is protected !!