Home » Kesmavet » Gejala Klinis Anthrax

Gejala Klinis Anthrax

Anthrax pada hewan dapat ditemukan dalam bentuk perakut, akut, subakut sampai dengan kronis. Hewan ruminansia biasanya berbentuk perakut dan akut, kuda biasanya berbentuk akut, sedangkan anjing, kucing dan babi biasanya berbentuk subakut sampai dengan kronis. Gejala penyakit pada bentuk perakut berupa demam tinggi (42 °C), gemetar, susah bernafas, kongesti mukosa, konvulsi, kolaps dan mati. Darah yang keluar dari lubang kumlah (anus, hidung, mulut atau vulva) berwarna gelap dan sukar membeku (Gambar 1). Bentuk akut biasanya menunjukan gejala depresi, anoreksia, demam, nafas cepat, peningkatan denyut nadi, kongesti membran mukosa. Pada kuda terjadi enteritis, kolik, demam tinggi, depresi dan kematian terjadi dalam waktu 48 – 96 jam. Sedangkan pada bentuk subakut sampai dengan kronis, terlihat adanya pembengkakan pada lymphoglandula pharyngeal karena bakteri anthrax terlokalisasi di daerah itu.

gejala anthrax

Gambar 1 Gejala klinis anthrax pada hewan yang ditandai dengan keluarnya darah dari lubang kumlah

Gejala klinis anthrax pada manusia dibedakan menjadi empat tipe diantaranya :

1. Tipe kulit
Anthrax tipe kulit merupakan yang paling sering terjadi dibandingkan dengan tipe yang lain yaitu lebih dari 90%. Anthrax tipe kulit sering disebut sebagai black eschar atau malignant pustule (Gambar 2). Di Jawa Barat dikenal juga sebagai caneung hideung. Penderita biasanya mempunyai riwayat kontak dengan hewan atau produknya. Lesi pertama terjadi dalam waktu 3 – 5 hari pasca inokulasi spora dan umumnya terdapat pada daerah ekstremitas, kepala dan leher (daerah terbuka). Lesi berwarna kemerahan, gatal dan tidak sakit. Kurun waktu 24 – 36 jam lesi berubah membentuk vesikel berisi cairan jernih. Karena bagian tengah vesikel nekrotik maka setelah vesikel pecah, akan terbentuk keropeng berwarna hitam (eschar) di bagian tengahnya. Di sekitar lesi tampak edema kemerahan hebat dan vesikel-vesikel kecil. Ditemukannya lesi purulen dan sakit biasanya menunjukkan infeksi sekunder oleh kuman lain seperti stafilokokus dan streptokokus. Lesi anthrax tipe kulit umumnya sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut. Sekitar 10% antraks kulit berlanjut menjadi antraks sistemik yang fatalitasnya tinggi. Komplikasi lain antraks kulit adalah terjadinya bulae multipel disertai edema hebat. Gejala klinis lainnya yang terlihat yaitu : demam tinggi dan sakit kepala. Anthrax tipe kulit jika tidak diobati tingkat kematian dapat mencapai 10 – 20% dan jika diobati kurang dari 1%.

gejala anthrax tipe kulit

Gambar 2 Gejala klinis anthrax tipe kulit

2. Tipe pencernaan (intestinal)
Anthrax yang sering terjadi setelah tipe kulit adalah anthrax tipe pencernaan (intestinal). Gejala klinik anthrax tipe pencernaan biasanya muncul 2 – 5 hari setelah tertelannya spora yang umumnya berasal dari daging hewan yang terinfeksi anthrax, karena itu anthrax tipe pencernaan sering mengenai lebih dari satu anggota keluarga. Pada anthrax tipe pencernaan belum diketahui dimana pertama kali spora berubah menjadi bentuk vegetatif, namun dari pemeriksaan patologi diketahui bahwa kuman dapat ditemukan pada jaringan limfatik mukosa dan submukosa, kelenjar limfoid mesenterik dan cairan peritoneal. Keluhan penderita biasanya berupa demam dan nyeri perut. Feses bercampur darah atau berupa melena dengan konsistensi padat atau cair. Penderita kadang-kadang muntah berdarah atau berwarna seperti kopi. Asites muncul 2 – 4 hari sejak gejala pertama timbul. Kematian terjadi umumnya karena toksemia atau perforasi. Jika penderita bertahan, gejala klinis mereda dalam 10 – 14 hari. Pada antraks orofaring, gambaran klinis lebih ringan. Gejalanya berupa edema leher dan pembesaran kelenjar limfe lokal dengan akibat kesukaran menelan dan kesukaran bernafas. Lesi di orofaring berupa ulkus dengan pseudomembran diatasnya. Mortalitas anthrax tipe pencernaan dapat mencapai 25 – 60%.

3. Tipe pernafasan (pulmonal)
Anthrax tipe pernafasan biasanya bersifat fatal walaupun telah diberi antibiotika dan pengobatan yang intensif. Hal ini yang menjadi salah satu alasan mengapa kuman antraks dipakai sebagai senjata biologis. Pada wabah di Sverdlovsk, Rusia tahun 1979, hanya seperlima kasus anthrax tipe pernafasan yang sembuh. Masa inkubasi anthrax tipe pernafasan tergantung dosis spora yang terhisap. Umumnya masa inkubasinya 10 hari, tetapi dapat pula mencapai 6 minggu. Spora yang terhisap akan difagositosis dan terbawa ke kelenjar limfe mediastinum dan peribronkial menyebabkan mediastinitis hemorhagik. Gejala awal anthrax tipe pernafasan menyerupai infeksi viral saluran pernafasan atas akut berupa demam, batuk kering, mialgia dan kelemahan. Dalam 1-2 hari, penderita biasanya mengalami dispnoe berat, stridor (suara nafas kasar karena sumbatan pada saluran pernafasan bagian atas) dan akhirnya menyebabkan kematian Terjadinya kematian sejak timbulnya gejala klinik berkisar antara 1 – 10 dengan rata-rata 3 hari. Tingkat kematian anthrax tipe pernafasan bisa mencapai 86% dalam waktu 24 jam.

4. Tipe meningitis
Anthrax tipe meningitis jarang terjadi dan merupakan salah satu komplikasi dari antraks kulit, intestinal dan inhalasi. Anthrax tipe ini juga biasanya bersifat fatal dan kematian terjadi dalam 1 – 6 hari sejak timbulnya gejala. Disamping menunjukkan gejala infeksi umum seperti demam, mialgia, ditemukan pula gejala rangsang meningeal dan gejala kenaikan tekanan intrakranial seperti sakit kepala progresif, kaku kuduk, delirium (gangguan kesadaran) dan kejang-kejang. Tingkat kematian anthrax tipe meningitis dapat mencapai 100%.
Sumber :

[Depkes RI] Departemen Kesehatan RI. 2003 . Pedoman Tata Laksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Antraks di Rumah Sakit. Jakarta : Dirjen PPM dan PLP, Depkes RI.

[OIE] Office International et Epizootics. 2000. Anthrax. In : Manual of Standar Diagnostic and Vaccines. World Health Organization.

Sjahrurachman A. 2007. Antraks. Cermin Dunia Kedokteran 154 : 24-28.

WHO, FAO, OIE 2008. Anthrax in Humans and Animals. Ed ke-4. France : WHO Press.

About Debby Fadhilah

Keahlian saya dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (penyakit zoonotik) serta dibidang higiene pangan dan keamanan pangan (food safety) terutama pangan asal hewan. Saya juga sebagai Tenaga Ahli untuk pangan di PT. ASRInternasional Indonesia.
x

Check Also

Pododermatitis pada Sapi

Pododermatitis adalah peradangan dan infeksi pada jaringan di antara kuku, sekitar daerah coronaria dan di ...

error: Content is protected !!