Feline viral rhinotracheitis (FVR) dan feline calicivirus (FCV) disebut juga penyakit flu kucing (cat flu). Kedua penyakit ini sama-sama menyerang saluran respirasi atas atau sering dikenal dengan upper respiatory tract disease (URTD). Penyakit ini sangat mudah menular dari kucing satu ke kucing lainnya sehingga penyakit ini banyak ditemukan pada breeding dan boarding cattery. FVR dan FCV memiliki gejala yang hampir sama, namun ada beberapa gejala yang mungkin spesifik untuk masing-masing dari penyakit tersebut. Artikel berikut ini akan dijelaskan cara membedakan kucing yang terinfeksi feline viral rhinotracheitis dan feline calicivirus. Adapun perbedaan gejala klinis dari kedua penyakit tersebut dapat dilihat pada Table 1.
Feline viral rhinotracheitis (FVR)
Feline viral rhinotracheitis disebut juga dengan feline herpes virus-1 (FHV-1). Feline herpesvirus merupakan virus DNA beramplop dan memiliki membrane lipid yang terdiri dari berbagai glikoprotein. Amplop yang dimiliki FHV membuat virus mampu bertahan dilingkungan selama 18 jam dalam keadaan lembab dan mampu mencegah kerusakan akibat desinfektan. FHV hanya memiliki satu strain (FHV-1), umumnya menyebabkan flu pada kucing. Gejala klinis yang dapat diamati pada kucing yang terserang cat flu akibat FHV-1 berupa nafsu makan berkurang, bersin, rhinitis kronis, konjungtivitis. Kucing yang terserang FHV-1 umumnya sembuh, tetapi ada beberapa kucing memiliki efek permanent dari infeksi FHV-1 berupa rhinitis kronis. Kucing tersebut memiliki discharge permanent pada hidung.
Feline Calicivirus
Feline calicivirus (FCV) merupakan virus RNA yang memiliki kapsul spiral tetapi tidak memiliki amplop. Virus ini ldapat bertahan di lingkungan sampai dengan 10 hari. Gejala klinis yang muncul akibat infeksi FCV berupa discharge pada hidung, nafsu makan berkurang, konjungtivitis dan ulcer pada mulut. Gejala klinis yang muncul umumnya tidak separah akibat infeksi FHV-1.
Baca juga mengenai:
Mengenal Penyakit Feline Viral Rhinotracheitis pada Kucing dan Cara Mengatasinya
Table 1 Perbedaan gejala klinis yang muncul akibat infeksi feline viral rhinotracheitis dan feline calicivirus
Karakteristik | Feline viral rhinotracheitis | Feline calicivirus |
Waktu inkubasi | 2 – 17 hari | 1 – 14 hari |
Lama sakit | 2 – 4 minggu | 1 – 2 minggu |
Tanda-tanda pada hidung | Umumnya bersin, ada discharge | Bersin tidak umum, ada discharge |
Efek pada mata | Konjungtivitis, discharge, kadang-kadang ada ulcer | Discharge |
Lesio pada mulut | Jarang ada ulcer | Umumnya ada ulcer dan dapat menyebabkan gingivitis |
Pneumonia | Jarang | Umum terjadi |
Efek pada reproduksi | Abortus | Tidak ada |
Demam | Umum terjadi | Tidak selalu ada |
Penurunan nafsu makan | Parah | Ringan |
Depresi | Umum terjadi dan parah | Ringan |
Status carrier | Intermittent, terjadi setelah stress | Berlangsung terus selama hidupnya |
Gambar 1 Kucing yang terinfeksi Feline viral rhinotracheitis (FVR)
Gambar 2 Ulser pada mulut dan lidah kucing yang terinfeksi feline calicivirus
Baca juga mengenai:
Apa Penyebab Flu Kucing (Cat Flu) dan Bagaimana Cara Penularannya pada Kucing
Sumber:
Addie, D.D. 2006. Cat Flu. http//www.gla.ac.uk/companion/ocatflu.htm. (10 Januari 2017).
Nash H. 2005. Feline upper respiratory disease complex. http//www.peteducations.com/article.cfm (10 Januari 2017).
Tilley, L.P. and Smith, F.W.K. 1997. The 5 minutes veterinary consern canine and feline. Baltimore Marylane. USA.