Home » Klinik & bedah » Canine Parvovirus (CPV)

Canine Parvovirus (CPV)

Canine parvovirus (CPV) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus parvo. Virus ini sangat berbahaya dan bersifat kontagius yang menyerang anjing-anjing yang peka. Virus parvo pada anjing disebut sebagai canine parvovirus tipe-2 (CPV-2). Virus parvo berukuran sangat kecil dengan DNA tidak terselubung (non envelope). CPV sangat stabil dalam kondisi lingkungan seperti pH, suhu terutama CPV-2 dapat bertahan hidup hingga 5 bulan pada baju, lantai kandang, alat makan/minum. CPV-2 memerlukan media untuk tumbuh dan berkembang dengan cepat sehingga virus ini cocok pada tubuh anjing muda (< 6 bulan). Infeksi CPV-2 paling parah terjadi pada anjing di bawah umur 12 minggu karena pada umur ini sel-sel tubuh sangat aktif bermitosis dan CPV-2 menyerang sel-sel tubuh yang sedang bermitosis, selain itu pada umur ini imunitas maternal mulai hilang.

Struktur Canine parvovirus

Sumber: http://www.bigpawsonly.com/parvo-canine-parvovirus-health.htm

Gambar 1 Struktur Canine parvovirus

Transmisi CPV-2 umumnya terjadi melalui rute fecal-oral, melalui kontak langsung dengan anjing yang terinfeksi CPV-2, atau makanan yang telah terkontaminasi CPV-2. CPV-2 dapat diekresikan melalui feses, air seni, air liur dan dapat melalui muntah. CPV pada feses dapat terdeteksi selama 10 – 14 hari. Transmisi penularan CPV dapat terjadi melalui makanan, piring, tempat tidur dan kandang yang telah terkontaminasi CPV. Penularan secara vertikal diduga dapat terjadi pada anjing yang sedang bunting. Selain itu, karena virus dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan satu tahun di dalam tanah dan lingkungan, akan sangat sulit untuk mencegah kontak dengan virus. Faktor lainnya yang mendukung terinfeksinya CPV-2 adalah imunitas hewan rendah terhadap CPV-2 karena walaupun sebelumnya telah divaksinasi tetapi vaksinasi lanjutan sudah lama tidak dilakukan.

CPV-2 menginfeksi anjing lewat oronasal kemudian virus akan melakukan replikasi di dalam jaringan limfoid dari orofaring dan thymus. Setelah replikasi virus akan menyebar ke jaringan limfoid, sumsum tulang, kelenjar dan epitel usus (Gambar 2), serta sistem hematopoetik. Viremia terjadi 1 – 5 hari setelah infeksi. CPV-2 menghancurkan sel-sel leukosit dan limfosit yang yang sedang aktif bermitosis dalam peredaran darah sehingga anjing menderita neutropenia dan limfopenia. Di dalam usus virus berpindah dari epitel germinal ke kelenjar intestinal menuju ujung-ujung vili usus kecil dan menyebabkan kerusakan vili usus dan kelenjar intestinal usus. Kerusakan di dalam sel-sel germinal menyebabkan vili usus menjadi kecil dan memendek.

Canine parvovirus menyerang sel epitel usus

Sumber: Hill’s 2007

Gambar 2 Canine parvovirus menyerang sel epitel usus

 

Sumber :

Anonim. 2005. Parvo and Canine Parvovirus. http://www.bigpawsonly.com/parvo-canine-parvovirus-health.htm [1 April 2014].

Baxter A. 2002. Symptoms of Canine Parvo Virus. http://www.essortment.com [ 31 Oktober 2009].

Dharmojono. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner. Edisi ke-1. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Hill’s. 2007. Hill’s Atlas of Veterinary Clinical Anatomy. USA: Hill’s Pet Nutrition, Inc.

Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Yogyakarja : Gadjah Mada University.

About Debby Fadhilah

Keahlian saya dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (penyakit zoonotik) serta dibidang higiene pangan dan keamanan pangan (food safety) terutama pangan asal hewan. Saya juga sebagai Tenaga Ahli untuk pangan di PT. ASRInternasional Indonesia.
x

Check Also

Cara Membedakan Kucing yang Terinfeksi Feline Viral Rhinotracheitis dan Feline Calicivirus

Feline viral rhinotracheitis (FVR) dan feline calicivirus (FCV) disebut juga penyakit flu kucing (cat flu). ...

error: Content is protected !!