Home » Debby Fadhilah

Author Archives: Debby Fadhilah

Keahlian saya dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (penyakit zoonotik) serta dibidang higiene pangan dan keamanan pangan (food safety) terutama pangan asal hewan. Saya juga sebagai Tenaga Ahli untuk pangan di PT. ASRInternasional Indonesia.

Patogenesa,Terapi serta Pencegahan Endometritis

a. Patogenesa Selama dan setelah kelahiran, bakteri masuk secara ascendend ke dalam vagina, melewati serviks dan mengkontaminasi lumen uterus. Sebagian besar bakteri ini bersifat kontaminan oportunistik dan bakteri-bakteri ini dieliminasi dari uterus selama tiga minggu pertama setelah kelahiran dengan adanya kontraksi uterus (involusi), regenerasi endometrium dan aktivasi kekebalan tubuh dengan cara fagositosis bakteri oleh neutrofil. Beberapa sapi perah mengalami endometritis ...

Read More »

Gejala Klinis dan Diagnosa Endometritis

Artikel berikut ini akan menjelaskan mengenai gejala klinis dan diagnosa endometritis. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut: a. Gejala Klinis Gejala klinis yang ditemukan pada kasus endometritis ringan adalah keluarnya lendir yang berwarna sedikit keruh ketika dilakukan palpasi per rektal. Sedangkan gejala klinis yang ditemukan pada kasus endometritis berat adalah keluarnya lendir yang berwarna keruh dan kental dari vagina dan menggantung ...

Read More »

Definisi dan Penyebab Endometritis

Endometritis adalah peradangan pada endometrium yang diakibatkan oleh infeksi kuman yang masuk ke dalam uterus melalui vagina menuju serviks dan sampai ke uterus (infeksi ascenden) maupun secara hematogen atau melalui aliran darah seperti Brucella abortus (infeksi descenden). Endometritis umumnya terjadi mengikuti kasus partus yang abnormal seperti abortus, retensio sekundinae, distokia, kelahiran prematur ataupun kelanjutan radang pada alat kelamin bagian luar ...

Read More »

Faktor Penyebab Abortus

Kejadian abortus berdasarkan etiologinya diklasifikasikan menjadi dua. Adapun faktor penyebab abortus yaitu sebagai berikut: abortus yang diakibatkan oleh faktor non-infeksius dan faktor infeksius. Aborsi yang bersifat non-infeksius dapat diakibatkan oleh faktor-faktor berikut ini antara lain: kimiawi dan toksin (nitrat, naphtalene, arsen), hormonal (estrogen atau glukokortikoid tinggi, defisiensi progesterone), nutrisi (kelaparan, malnutrisi, defisiensi vitamin A, E, selenium zat besi, dan iodine), ...

Read More »

Abortus pada Hewan

Abortus merupakan ketidakmampuan fetus untuk bertahan hidup sebelum waktunya dilahirkan, namun proses organogenesis (pembentukan organ) telah selesai. Apabila kebuntingan berakhir sebelum terjadinya organogenesis, prosesnya dinamakan kematian embrio dini (early embrionic death). Apabila fetus mati sesaat setelah dilahirkan, kasus ini dinamakan stillbirth (bayi lahir mati/kelahiran mati). Berbagai etiologi abortus juga dapat menyebabkan stillbirth, mumifikasi dan deformitas atau kelemahan neonatus. Gejala klinis ...

Read More »

Diagnosa Toxoplasma gondii

Diagnosa terhadap Toxoplasma gondii dapat dilakukan berdasarkan gejala klinis, perubahan patologi anatomi, pengamatan mikroskopis (histopatologi) dan berdasarkan pengujian serologis. Diagnosa berdasarkan gejala klinis dapat ditunjukkan dengan anoreksia, emasiasio, demam, dypnoe dan pembesaran limfoglandula, diare haemoragis, eksudat mata, kebutaan, tremor dan gerakan otot yang tidak terkoordinasi. Pada perubahan anatomi ditunjukkan dengan pembesaran dan focal nekrosis pada limfoglandula mesenterika, ulserasi pada usus ...

Read More »

Pengobatan dan Pencegahan Toxoplasma gondii

Pengobatan Pengobatan yang tersedia pada hewan dan manusia saat ini belum sepenuhnya memberikan hasil yang memuaskan. Pengobatan hanya efektif apabila Toxoplasma gondii terdapat pada fase trofozoit dan pengobatan tidak efektif lagi apabila telah mencapai bentuk kista. Pengobatan yang diberikan pada umumnya berupa kombinasi antara pyrimethamine dan sulfonamide (khususnya sulfadiazine, sulfamethazine, dan sulfapyrazine). Kombinasi obat ini telah dilaporkan efektif terhadap takizoit ...

Read More »

Gejala Klinis dan Perubahan Patologi Toxoplasmosis

Kucing Gejala klinis pada kucing jarang terlihat walaupun infeksi Toxoplasma gondii sering terjadi. Kadang-kadang infeksi pada kucing menunjukkan gejala dan perubahan patologi berupa demam yang persisten, ada eksudat dari mata, diare dan ada bercak-bercak pendarahan di feses, mukosa kekuningan, enteritis penbesaran limfoglandula, pneumonia (sesak nafas, batuk, bersin), pembesaran limfonodus mesenterika, perubahan degeneratif pada sistem saraf pusat dan encepalitis dilaporkan pada ...

Read More »

Siklus Hidup Toxoplasma gondii

Kucing merupakan induk semang utama atau induk semang akhir dari infeksi Toxoplasma gondii. Selain itu, dalam siklus hidup T. gondii juga melibatkan induk semang antara yaitu pada hampir semua hewan berdarah panas termasuk manusia dan burung. Lalat dan kecoa dapat bertindak sebagai vektor mekanik. Perkembangbiakan T. gondii pada kucing terjadi secara seksual, sedangkan pada hewan berdarah panas lainnya perkembangbiakannya terjadi ...

Read More »

Morfologi Toxoplasma gondii

Awal mulanya morfologi Toxoplasma gondii dikelirukan dengan Eimeria karena memiliki merozoit yang mirip, kemudian pada tahun 1970 ditemukan secara serentak di beberapa negara bahwa Toxoplasma gondii ternyata memproduksi ookista dalam tubuh kucing yang tidak dapat dibedakan dengan suatu ookista yang kemudian mereka sebut Isospora bigemina ras kecil. Perbedaan antara T. gondii dengan Eimeria dan Isospora yaitu pada T. gondii terdapat ...

Read More »
error: Content is protected !!