Home » Info & Tips » Amankah Penggunaan Wadah Plastik untuk Makanan?

Amankah Penggunaan Wadah Plastik untuk Makanan?

wadah-plastik

Sumber: http://www.plasticsnews.com

Saat ini plastik menjadi popular digunakan sebagai wadah makanan. Kalau kita perhatikan, bentuk dan model dari wadah makanan yang terbuat dari plastik tersebut sangat beragam dan menarik. Beberapa wadah bahkan tahan dibekukan di freezer atau dipanaskan di microwave. Sistem penutupnya pun semakin canggih, menjaga isinya agar tahan lama, tidak melempem dan bebas semut. Harganya juga bersahabat dengan dompet. Selain itu, penggunaan wadah plastik untuk menyimpan makanan dianggap sangat praktis dan aman untuk dibawa kemana-mana.  Meskipun masyarakat banyak yang menggunakan wadah palstik untuk makanan, tetapi tentu banyak yang menanyakan “amankah penggunaan wadah plastik untuk makanan?”

Sayangnya, semakin banyak masyarakat yang menggunakan wadah plastik untuk makanan semakin gencar juga informasi yang mengatakan wadah plastik sebenarnya tidak aman bagi kesehatan. Masih ingatkah anda tentang berita yang menyebutkan bahwa mangkuk melamin mengandung formaldehid, yang apabila terpapar terus-menerus berisiko menyebabkan kanker atau botol susu dengan bisphenol A yang apabila jumlahnya melebih ambang batas dapat mengganggu kerja endokrin (sistem kelenjar) karena zat tersebut meniru hormon estrogen. Sebenarnya, apabila anda dapat memilih dan menggunakan wadah plastik dengan tepat, tentunya anda terhindar dari hal tersebut. Ada beberapa jenis wadah plastik yang masih aman jika digunakan untuk wadah makanan. Tentunya anda harus cermat dalam memilih wadah plastik yang aman untuk makanan atau apabila anda merasa ragu-ragu sebaiknya anda menggunakan kaca atau kramik untuk menyimpan makanan.

Terdapat beberapa jenis wadah plastik yang apabila digunakan untuk makanan dapat berbahaya bagi kesehatan. Jenis-jenis plastik mempunyai tingkat risiko bahaya yang berbeda, tergantung material plastik, jenis makanan yang dibungkus, lama kontak antara plastik dan makanan, serta suhu makanan.

Plastik mengandung berbagai material yang terdiri dari monomer plastik (bahan baku /dasar plastik), stabilizer yang mencegah plastik agar tidak mudah berubah bentuk, pigmen atau pewarna, extender (penambah berat) dan plasticizer. Berbagai komponen yang terkandung di dalam plastik tersebut menjadi berbahaya karena dapat berpindah ke dalam makanan yang bersentuhan dengannya. Hal ini disebabkan lemahnya ikatan struktur antara monomer plastik dengan stabilizer dan plasticizer. Apabila makanan tersebut dikonsumsi, bahan-bahan tadi ikut terserap ke dalam tubuh. Lama-lama akan menumpuk dalam tubuh karena tidak bisa dibuang, baik lewat urin maupun feses. Apabila konsentrasi kadar zat berbahaya dalam tubuh sudah melewati kadar ketahanan tubuh itu sendiri, muncullah suatu gejala penyakit, seperti gangguan pada sistem saraf, gangguan fungsi ginjal,hati atau bahkan kanker. Dampak negatifnya tidak segera terlihat, namun akan terakumulasi dalam tubuh dalam jangka waktu lama (bahkan dalam hitungan puluhan tahun), baru kemudian mengganggu kesehatan.

Pada waktu pewadahan, penyimpanan, transportasi dan distribusi, bahan kimia tersebut berpindah dari kemasan ke dalam bahan pangan. Istilah ilmiahnya adalah migrasi. Sebetulnya yang bermigrasi tidak hanya bahan kimia yang berbahaya saja tetapi juga bahan kimia yang tidak berbahaya. Migrasi keseluruhan bahan kimia disebut migrasi total, sedangkan migrasi bahan kimia tertentu khususnya yang berbahaya disebut migrasi spesifik. Migrasi dapat pula terjadi apabila ada kontak langsung antara bahan pangan dengan kemasan. Pada produk- produk plastik yang aman, sifat bermigrasi atau pelepasan zat kimia seperti ftalat yang terkandung, relatif terkontrol dengan baik sehingga tidak melewati nilai batas tertentu yang dapat membahayakan kesehatan tubuh (BPOM No. HK 00.005.55.6497 tentang Bahan Kemasan Pangan, 2007). Bahkan, kini tersedia bahan plastik yang relatif tidak mengandung bahan tambahan  seperti polikarbonat atau poliselulosa (serat alam). Pemakaian peralatan plastik ini cukup aman jika anda hanya menggunakannya untuk makanan bersuhu rendah atau dingin. Jangan sekali-kali menggunakan plastik untuk makanan panas.

Baca juga mengenai: Cara Menyimpan Bahan Makanan Hewani Yang Benar Di Kulkas

Memang sulit bagi kita semua untuk mengetahui apakah wadah makanan ini terbuat dari jenis plastik yang aman atau berbahaya. Ada baiknya jika anda cermat dalam menggunakan barang-barang plastik untuk memasak ataupun mewadahi makanan sehari-hari di rumah. Tiga hal berikut dapat menjadi pertimbangan anda dalam menggunakan barang-barang plastik di dapur:

  1. Jenis Makanan

Beberapa jenis makanan tertentu dapat memicu larutnya komponen plastik ke dalam makanan tersebut. Jenis makanan yang paling riskan memicu reaksi migrasi ini adalah makanan yang mengandung lemak dan yang bersifat asam, seperti gulai, rendang, acar dan kuah pempek.

 

  1. Lamanya kontak antara barang plastik dengan makanan

Lama tidaknya makanan atau minuman bersentuhan langsung dengan wadah plastik, juga memegaruhi perpindahan komponen plastik ke dalam makanan. Semakin lama makanan tersebut kontak dengan wadah terbuat plastik, maka akan semakin banyak pula komponen plastik yang akan pindah ke dalam makanan tersebut.

 

  1. Suhu makanan

Suhu makanan merupakan hal yang perlu diperhatikan. Semakin tinggi suhu makanan, maka akan semakin cepat komponen plastik berpindah ke dalam makanan itu. Meskipun anda yakin bahwa wadah plastik tersebut merupakan jenis plastik aman, ada baiknya jika anda tetap menghindari pemakaian peralatan plastik untuk makanan yang bersuhu tinggi. Pastikan juga anda tidak memanaskan makanan di microwave menggunakan wadah plastik. Yang harus Anda ingat, plastik yang paling aman sekalipun, hendaknya digunakan hanya untuk makanan dengan suhu normal. Jika tetap ingin mengukus/memanaskan makanan yang dikemas dengan plastik, harus dipilih plastik yang mencantumkan tulisan aman dipanaskan dengan microwave. Pada suhu dingin, monomer relatif tidak berpindah karena tidak ada pemicunya.

Baca juga mengenai: Berbagai Jenis Daging Ayam Yang Tidak Layak Dikonsumsi

 

About Debby Fadhilah

Keahlian saya dibidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (penyakit zoonotik) serta dibidang higiene pangan dan keamanan pangan (food safety) terutama pangan asal hewan. Saya juga sebagai Tenaga Ahli untuk pangan di PT. ASRInternasional Indonesia.
error: Content is protected !!