Alopesia merupakan istilah medis yang menggambar suatu kondisi terjadinya kehilangan rambut pada hewan. Alopesia juga merupakan gejala yang mendasari suatu kondisi penyakit. Alopesia pada hewan dapat terjadi fokal atau general serta difus atau komplek. Penyebab dari alopesia sangat beragam. Penyebab utama terjadinya alopesia pada hewan terutama kucing dan anjing yaitu trauma yang berhubungan dengan pruritus (rasa gatal yang mengakibat ketidaknyamanan sehingga timbul keinginan untuk menggaruk). Rambut dapat rusak karena jilatan dan cakaran akibat rasa gatal yang terjadi pada hewan atau dapat juga diakibatkan karena terjadinya inflamasi (peradangan) pada folikel rambut seperti pada pioderma dan infeksi ektoparasit seperti demodex (dapat mengakibatkan demodekosis). Alopesia juga dapat terjadi tanpa peradangan atau disebut dengan alopesia noninflamasi). Alopesia noninflamasi sering terjadi pada anjing tetapi jarang terjadi pada kucing. Alopesia noninflamasi merupakan manifestasi dari penyakit internal seperti endocrinopathies (endocrin alopecia) dan juga akibat dari kelainan genetik seperti alopesia X. Adapun penyebab dari alopesia pada anjing dan kucing secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
Klasifikasi alopesia berdasarkan bagaimana dan di bagian mana rambut yang hilang antara lain: localized alopecia, simetris alopecia, multifocal alopecia dan generalized alopecia. Localized alopecia merupakan kerontokan rambut hanya di satu area pada bagian tubuh hewan. Simetris alopecia merupakan kerontokan rambut ketika terjadi di daerah yang sama pada kedua sisi tubuh hewan. Multifocal alopecia merupakan kerontokan rambut pada beberapa daerah yang berbeda pada bagian tubuh hewan. Sedangkan generalized alopecia atau dikenal juga dengan alopesia difus yang merupakan kerontokan rambut terjadi diseluruh tubuh hewan.
Gambar 1 Alopesia pada anjing
Tabel 1 Penyebab alopesia pada anjing
Alopesia |
Alopesia |
Kongenital/herediter a. Displasia ektodermal b. Displasia folikular Ø Tricorrhexis nodosa Ø Pili torti Ø Alopesia color mutan Ø Displasia black hair folicular |
Alopesia infeksius a. Dermatophytosis b. Demodekosis c. Folikulitis bakterial d. Infeksi virus e. Leishmaniasis
|
Alopesia dapatan (acquired alopecia) a. Telogen effluvium b. Alopesia endokrin c. Hyperadrenocorticism d. Iatrogenic cushing’s syndrome e. Hypothyroidism f. Ketidakseimbangan seksual g. Alopecia X h. Recurrent flank alopecia i. Anagen effluvium j. Ketidakseimbangan metabolik |
Alopesia noninfeksi/ immune-mediated a. Adenitis sebaseus b. Pempigus superfisial c. Alopecia areata d. Erythema multiforme e. Lupus f. Epitheliotropic lymphoma
|
|
Traction alopecia |
|
Alopesia traumatik a. Hipersensitivitas b. Pruritic parasitic dermatoses c. Scares |
|
Alopesia atropik a. Dermatomyositis b. Cutaneous vasculitis c. Postrabies vaccination alopecia |
Tabel 2 Penyebab alopesia pada kucing
Alopesia |
Alopesia |
Alopesia kongenital/herediter a. Alopesia universalis (sphinx) b. Hipotrikosis kongenital c. Displasia batang rambut d. Displasia folikulitis (cornish e. Poli torti |
Alopesia infeksius a. Dermatophytosis b. Demodicosis c. Infeksi virus (feline infectious |
Alopesia dapatan a. Alopesia paraneoplastik b. Hyperadrenocorticism Iatrogenic cushing’s syndrome c. Hypothyroidism (rare) d. Hyperthyroidism e. Effluvium |
Alopesia traumatik a. Alopesi self-induced b. Anxiety c. Allergy (flea allergy d. Dermatophytosis e. Pruritic parasitic dermatoses f. Hipersensitivitas g. Scares |
|
Alopesia noninfeksius a. Lymphocytic mural folliculitis b. Paraneoplastic exfoliative derm c. Pseudopelade d. Epitheliotropic lymphoma |
Sumber:
Anonim. 2014. Alopecia X. http://www.marvistavet.com/html/body_alopecia_x.html [19 April 2014].
Ettinger SJ, Feldman EC. 2004. Textbook of Veterinary Internal Medicine. Volume I. Edisi ke-6. St. Louis, Missouri: Elsevier Inc.
Frank LA, Hnilica KA, Oliver JW. Adrenal steroid hormone concentrations in dogs with hair cycle arrest (Alopecia X) before and during treatmen with melatonin and mitotane. Vet Dermatol 15(5): 278-84.
John D. 2000. Textbook Small Animals Medicine. London: W.B Saunders.